Translate

Ciri Ajaran Sesat Dalam Kekristenan 2

C.  Pandangan yang Keliru Terhadap Otoritas Alkitab
Dalam pengembangan ajarannya, umumnya bidat kristen tetap berpatokan pada Alkitab, namun ada usaha yang dengan sengaja mengabaikan beberapa kebenaran yang mereka anggap tidak sesuai dengan ajaran atau dapat dikatakan “Injil minus”. Selanjutnya mereka juga dapat menambahkan sesuatu tambahan atau kitab lain terhadap Alkitab atau dapat dikatakan sebagai “Injil plus”. Di sinilah ditampilkan adanya “Injil atau ‘kabar baik’ yang berbeda”. 

Baca juga: Memahami Doktrin Kemahahadiran Allah.

Terkait dengan itu, Paulus juga mengingatkan jemaat Galatia agar jangan mengikuti Injil lain (heteron euanggelion) yang sebenarnya bukan Injil ouk allo(Galatia 1: 8-9). Jadi menarik sekali memperhatikan ayat tersebut di atas, di mana rasul Paulus tetap menggunakan istilah kabar baik (Injil lain) terhadap pengajaran sesat tersebut. Dengan demikian kita melihat bahwa ajaran sesat pun tetap memiliki sesuatu ‘kabar baik’. Sebenarnya hal itulah yang membuat jemaat tetap tertarik, bahkan karena ‘kabar baik’ itu begitu diiklankan serta dipromosikan, maka jemaat biasa atau awam pun datang berbondong-bondong.

Marcion. Marcion merupakan contoh yang baik dalam pengenalan bidat di sekitar kanon Alkitab. Marcion memiliki standar sendiri terhadap kanon dengan mengurangi kitab-kitab kanonik. Dengan tegas ia  menolak seluruh kitab yang berbau Yahudi, seperti Injil Matius. Sebenarnya kita dapat menyaksikan bahwa dalam sepanjang sejarah Gereja, baik di abad permulaan hingga saat ini, kita terus melihat adanya kelompok yang menolak otoritas Alkitab, termasuk di sini adalah Neo Protestanisme serta liberalisme yang menolak pengilhaman dan Otoritas Alkitab.


Saksi Yehowa (SY). Pada umumnya SY juga menggunakan Alkitab sebagai salah satu sumber pengajaran/doktrinalnya. Namun dalam usaha penyebaran ajarannya SY sangat menitikberatkan pekerjaan literatur. Buku, majalah “Menara Pengawal (Watch Tower)” dan “Sadarlah” dijual dengan harga relatif murah dan mempunyai daya tarik. Meskipun pengajar-pengajar saksi SY membawa dan menggunakan Alkitab juga ke rumah-rumah yang didatanginya sebagai tugas yang wajib dilakukan penganutnya, namun pada kenyataannya mereka akan mempengaruhi jemaat dengan segala tipuan licik mereka yang mereka tuliskan pada majalah tersebut di atas.

Mormon. Mormon pada dasarnya juga mengembangkan pengajarannya dari Alkitab. Namun di luar Alkitab, kelompok ini memiliki 3 buku lain yang mempunyai otoritas: Kitab Mormon (The Book Mormon), Doktrin dan Perjanjian (Doctrin and Covenants) dan Mutiara yang Bernilai (Pearl of Great Price).

D.  Pengajaran Terhadap Trinitas yang Tidak Berimbang
Sebagaimana kita pahami bahwa “bidat atau ajaran sesat” adalah pengajaran yang menyimpang dari doktrin atau ajaran yang sesungguhnya. Umumnya “bidat atau ajaran sesat” memiliki pemahaman tersendiri terhadap Allah, Yesus, Roh Kudus, keselamatan dll. Pada zaman gereja perdana, rasul Petrus menegaskan supaya jemaat berhati-hati terhadap kehadiran guru-guru palsu, “Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka sendiri” (2Pet.2: 1).

Kristologi.  Salah satu topik kajian yang sangat menarik bagi berkembangnya bidat di masa awal gereja adalah pemahaman terhadap Kristologi yang tidak terlalu mudah. Hal itu tampak dalam munculnya ajaran Gnostik Yahudi (Kol.2: 8-23) dan Dosetisme (1Yoh.4: 2,3 dan 2 Yoh.7) adalah contoh bidat yang sangat mengemuka.

Ajaran Gnostik. Ajaran Gnostik sulit dirumuskan secara tepat, sebab mereka memiliki variasi dan keragaman pengajaran mereka. Misalnya, mereka menolak otoritas Alkitab Perjanjian Lama (PL), tidak mengakui bahwa keselamatan melalui Kristus, apalagi disalib. Bagi kelompok ini, keselamatan adalah melalui kemampuan untuk mencapai satu tingkat pengetahuan tertentu yang disebut the secret gnosis.

Ajaran Dosetisme. Ajaran Dosestisme memiliki pengajaran yang menolak kesejatian tubuh Kristus. Dengan konsep seperti itu, maka kelompok ini, meyakini bahwa tubuh Kristus hanya bersifat maya. Kata “dokew” (Yunani berarti kelihatannya “it seems”),  jadi kelompok ini hanya menerima tubuh Kristus seperti tubuh manusia, padahal sebenarnya tidak demikian. Pemahaman ini didukung oleh adanya anggapan  bahwa semua yang bersifat materi (termasuk tubuh) adalah hina serta penyebab dosa. Tubuh dianggap penjara jiwa. Karena itu, manusia harus melepaskan diri dari tubuh jasmaninya.

Ajaran Apollinarisme.  Aliran Apollinarisme mengajarkan bahwa Kristus tidak memiliki roh manusia, tetapi Logos menggantikannya.
Ajaran Eutychianisme. Initi ajaran ini bertitik tolak pada pemahaman bahwa Yesus tidak memiliki tubuh manusia, karena kemanusiaan Yesus hilang ditelan Logos.
Ajaran Monothelistime. Inti pengajaran kelompok ini terletak pada pemahaman bahwa Kristus tidak memiliki kemauan insani, tetapi hanya kemauan Allah.
Ajaran Saksi Yehovah (SY). Aliran ini tidak percaya  keselamatan yang terdapat di dalam Yesus Kristus  memberi hidup yang kekal. Kematian Yesus Kristus di kayu salib tidak dapat menebus dosa umat manusia, tetapi hanya menebus dosa  Adam saja.
Ajaran Mormon. Ajaran Mormon tentang  keselamatan bukan pada karya dan kematian Yesus. Mereka menganggap bahwa Yesus  tidak dapat menyelamatkan orang lain, tetapi hanya Adam saja. Dengan demikian keselamatan hanya diperoleh melalui ketaatan pada peraturan-peraturan, sakramen-sakramen dari Mormon dan perbuatan baik.

Ajaran Children of God.  Aliran ini menyamakan kebenaran keselamatan di atas kayu salib dengan hubungan seks. Bagi  mereka keselamatan adalah kebenaran dari kutuk pakaian dan rasa malu bertelanjang. Dengan melampiaskan nafsu seks untuk mencapai penyerahan roh yang total kepada Allah. Mereka membedakan antara Yesus dengan Kristus. Kristus bersifat kekal sedangkan Yesus hanya khayalan saja. Mereka menyangkal kemanusiaan Yesus Kristus dan juga menyangkal keilahian Yesus Kristus dengan menyatakan Yesus bukan Allah.

Christian Science. Bagi penganut ajaran ini pengorbanan Yesus tidak ada gunanya, tidak dapat menebus dosa. Sorga bukan menunjukkan satu tempat, tetapi suatu keadaan yang berada dalam bumi. Neraka hanya merupakan konsep pemikiran manusia yang biasa yang akan menambah kerisauan dan kesusahan hati manusia. Yesus bukanlah Allah yang secara unik menjelma menjadi manusia, melainkan manusia biasa yang mengalami ‘pencerahan’, Yesus hanyalah penunjuk jalan bagi manusia bukan juruselamat sebab manusia dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

Tritunggal
Sabellianisme dan Modalisme.  Aliran ini merupakan salah satu salah satu bidat yang cukup banyak mempengaruhi ajaran Tritunggal. Kelompok ini menerima ajaran Tritunggal tetapi tidak sesuai dengan pengajaran Alkitab sebab yang dimaksud dengan ajaran Tritunggal adalah Allah yang menyatakan diri dalam tiga cara, yaitu Allah Bapa yang berubah menjadi Allah Anak, serta Allah Anak yang berubah menjadi Allah Roh.  Ajaran ini menyangkali adanya tiga oknum yang berbeda dalam Allah Tritunggal, yang dapat dibedakan sekalipun tidak dapat dipisahkan. Aliran lain yang juga termasuk di sini adalah Monarchianisme atau adoptianisme, Arianisme serta Macedonianisme.

Macedonianisme.  Macedonianisme menolak ajaran Allah Tritunggal dengan alasan bahwa Roh Kudus merupakan ciptaan Allah juga.
Monarchianisme. Aliran ini juga menolak Tritunggal karena mereka ini mengajarkan bahwa Yesus bukanlah Allah sejati, tetapi Yesus menjadi Kristus pada saat Yesus dibaptis oleh Yohanes, dan kemudian Allah mengadopsi Yesus setelah kematianNya.
Arianisme. Penganut paham Arianisme juga menolak ajaran Tritunggal karena kelompok ini berpendapat bahwa Yesus bukan Allah melainkan ciptaan Allah yang pertama.
Saksi Yehovah (SY). Aliran ini tidak percaya Allah Tritunggal dan juga tidak percaya akan kemahahadiran Allah. Juga sekaligus tidak mengakui Yesus Kristus dan Roh Kudus adalah Allah.
Ajaran Cildren of God. Aliran ini tidak menerima ajaran Tritunggal, karena menurut mereka istilah ini tidak terdapat dalam Alkitab. Mereka menganggap Allah yang dipercayai adalah Allah yang seksi (Sexy God).
 Chistian Science. Menurut ajaran ini Roh Kudus atau Roh Penghibur adalah Christian Science.

 Gerakan Zaman Baru (GZB). Gerakan ini fokus pada upaya transformasi kesadaran merupakan bagian dari upaya manusia menyelamatkan dirinya. Ia percaya pada Allah sang Bapa (yakni sang pencipta) dan Allah sang ibu (yakni sang bumi). 

Baca juga: Memahami Teologi Kemahatahuan Allah.