Translate

7 Prinsip Pernikahan Kristen Menurut Alkitab

7 prinsip pernikahan Kristen menurut Alkitab ~ Topik pembahasan mengenai prinsip pernikahan Kristen berdasarkan Alkitab, tentunya sangat menarik dan penting untuk dipelajari dan dipraktekkan dalam kehidupan berkeluarga atau berumah tangga bagi orang Kristen. 7 Prinsip Pernikahan Kristen Menurut Alkitab. Alkitab merupakan sumber utama pengajaran tentang pernikahan Kristen. Oleh karena itu, setiap pasangan yang sudah menikah, harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh prinsip-prinsip pernikahan Kristen menurut Alkitab. Empat, Tuhan Allah pasti memberkati pernikahan Kristen – Matius 19:5-6. Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Mati¬us 19:5-6) Prinsip pernikahan Kristen yang dijelaskan dalam bagian ini adalah pernikahan yang sah menurut iman Kristen, yakni haruslah diberkati di hadapan Tuhan. Sejak semula Tuhan sudah terlibat dalam pernikahan. Sebab Ia yang menciptakan Hawa (perempuan) dari tulang rusuk Adam dan mempersatukan mereka dalam pernikahan.
Baca juga : 

 Bahkan Ia juga terlibat dalam memberkati mereka. “… menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; …” (Kej. 1:26-28). Itulah sebabnya, mengapa pernikahan Kristen harus diberkati oleh seorang hamba Tuhan baik di gereja maupun diluar gereja, di hadapan Tuhan yang disaksikan keluarga maupun jemaat. SEBAB PERNIKAHAN YANG SAH DI HADAPAN TUHAN ADALAH PERNIKAHAN YANG DIBERKATI OLEH HAMBA TUHAN DI HADAPAN-NYA. Kalimat dalam nats ini, “… Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah …” menunjuk kepada pernikahan yang sudah dipersatukan atau diberkati Tuhan. Kata “dipersatukan Allah”, tentu mengartikan pada pemberkatan nikah, di mana melalui hamba Tuhan, kedua orang tersebut menjadi satu daging dan telah dipersatukan Tuhan dalam pernikahan kudus. Keberadaan kedua insan yang telah menjadi satu daging tersebut, tidak boleh diceraikan manusia. Dan pasangan yang baru ini wajib mewujudkan sasaran dan tujuan pernikahan menurut Alkitab. Sasaran yang seharusnya dalam pernikahan, sebenarnya adalah menghormati Tuhan yang merestui atau memberkati pernikahan mereka. Namun faktanya, banyak pernikahan Kristen yang diberkati di gereja ternyata tidak mencapai sasaran yang dikehendaki Tuhan. Sebab, banyak orang Kristen yang tidak menjaga nilai-nilai dan prinsip pernikahan itu sendiri. Pernikahan yang sah menurut Kristen adalah pernikahan yang diberkati oleh seorang hamba Tuhan di hadapan Tuhan. Bila sebuah pernikahan tidak melalui prosedur pernikahan Kristen, maka pernikahannya tidak sah di hadapan Tuhan. Dan haruslah diteguhkan (diberkati) oleh hamba Tuhan di gereja setempat. Lima, Tuhan Allah hanya merestui pernikahan Kristen yang monogamy – 1 Timotius 3:2, 13. “Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, … Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik.” (1 Timotius 3:2,12). “… tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.” (1 Korintus 7:2). Prinsip pernikahan Kristen yang djelaskan dalam bagian ini adalah pernikahan yang sah menurut iman Kristen bukanlah poligami, melainkan haruslah monogamy. Di zaman PL, ada begitu banyak tokoh yang memiliki istri lebih dari satu istri, di antaranya adalah Lamekh, Abraham, Yakub, raja Daud, dan Salomo. Melihat dari banyaknya tokoh Alkitab melakukan praktek ini, maka Tuhan mengizinkan berpoligami di masa itu. Meski demikian, poligami bukanlah perintah-Nya atau berasal dari Allah. Juga, bukan tanpa konsekuensi bila beristri lebih dari satu. Faktanya, keturunan Abraham, Daud, Salomo, di kemudian hari pun berselisih antara satu dengan lainnya. Bisa dibayangkan bila Abraham tidak menerima tawaran Sara untuk menikahi budaknya. Maka, tidak akan ada dua keturunan Abraham, yakni Ishak dan Ismail. PADA AWALNYA, TUHAN MEMBERKATI PERNIKAHAN ITU MONOGAMI SEBAGAI PERNIKAHAN YANG SAH BUKAN POLIGAMI. TUHAN TIDAK MENYEDIAKAN DUA PEREMPUAN KEPADA ADAM, MELAINKAN SATU WANITA, “SEBAB ITU SEORANG LAKI-LAKI AKAN MENINGGALKAN AYAHNYA DAN IBUNYA DAN BERSATU DENGAN ISTERINYA, SEHINGGA KEDUANYA MENJADI SATU DAGING,” (KEJ. 2:24). Poligami diizinkan Tuhan dalam Perjanjian Lama sebab oleh beberapa alasan. Termasuk alasan keturunan, di mana anak laki-laki dianggap istimewa dan sebagai penerus garis keturunan ayahnya. Bila istri Yakub hanya satu orang, tentu tidak akan ada 12 suku Israel. Alasan berikutnya, karena perempuan di masa PL dianggap lebih rendah dari laki-laki, karena itu mereka membutuhkan perlindungan dan status sebagai orang yang bersuami. Alasan lainnya karena wilayah kekuasaan bagi seorang raja. Menikahi keturunan raja di negeri tetangga dapat menjalin kerjasama dan memperluas wilayah kekuasaan. Bersambung…!!!

Post a Comment for "7 Prinsip Pernikahan Kristen Menurut Alkitab"