Translate

7 Prinsip Pernikahan Kristen Menurut Alkitab

7 prinsip pernikahan Kristen menurut Alkitab ~ Topik pembahasan mengenai prinsip pernikahan Kristen berdasarkan Alkitab, tentunya sangat menarik dan penting untuk dipelajari dan dipraktekkan dalam kehidupan berkeluarga atau berumah tangga bagi orang Kristen. 7 Prinsip Pernikahan Kristen Menurut Alkitab. Alkitab merupakan sumber utama pengajaran tentang pernikahan Kristen. Oleh karena itu, setiap pasangan yang sudah menikah, harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh prinsip-prinsip pernikahan Kristen menurut Alkitab. Dua, Tuhan Allah menyatukan dua pribadi dewasa yang beda jenis kelamin – Kejadian 2:18-24. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. (Kej. 2:18-24)

PRINSIP PERNIKAHAN KRISTEN YANG KEDUA IALAH ORANG YANG MENIKAH TERDIRI DARI DUA ORANG DEWASA YANG BERLAWANAN JENIS, YAKNI PRIA DAN WANITA.
Sejak semula Tuhan sudah menetapkan pernikahan itu terdiri dari pria (Adam) dan wanita (Hawa). Dapat dimengerti mengapa Tuhan menciptakan wanita sebagai penolong. Sebab hubungan pernikahan yang sah dan legal di hadapan Tuhan itu adalah pria dan wanita, bukan pria dan pria atau wanita dengan wanita. Hal ini juga disebutkan dalam Matius 19:5, “Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” Jelaslah pernikahan Kristen itu terdiri dari pria dan wanita atau berlawanan jenis. Usia seseorang yang bisa menikah menurut Alkitab, tentunya adalah usia yang cukup dewasa, di mana keduanya bisa hidup mandiri. Dan hanya orang yang dewasa dan mandiri yang bisa terpisah dengan keluarga dan membangun rumah tangga sendiri. Jadi, bukan usia anak-anak yang belum dewasa secara fisik dan pemikiran. Bila pernikahan sesama jenis didukung oleh orang Kristen maupun diberkati oleh hamba Tuhan, jelaslah mereka tidak menghargai pernikahan sebagai lembaga yang dilegalkan Tuhan. Dengan kata lain, jika kita menghargai pernikahan, maka menikahlah sesuai dengan apa kata Alkitab, yakni dengan berlawanan jenis di usia yang seharusnya boleh menikah. Namun adalah lebih baik tidak menikah daripada menikah dengan sesama jenis, sebab ini menodai dan mengabaikan kehendak Tuhan. Tiga, Tuhan Allah mewajibkan menikah dengan yang seiman – 2 Korintus 6:14-15. Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? (2 Korintus 6:14-15) Prinsip pernikahan Kristen yang ketiga ialah orang yang menikah seharusnya memilih pasangan yang seiman, agar dapat membangun keluarga yang berkenan di hadapan Tuhan. Ada ungkapan yang berkata, “jodoh di tangan Tuhan”. Artinya Tuhan sudah menentukan dengan siapa ia menikah. Benarkah? Jika benar demikian, maka seharusnya ayat ini tidak dituliskan oleh Paulus. Namun ternyata ayat ini jelas-jelas ada. Tentu, ayat ini hendak memberitahukan kepada kita bahwa jodoh itu di tangan seseorang. Artinya, orang tersebut bisa memilih menikah dengan seiman atau tidak, dan anjuran Paulus adalah dengan pasangan yang seiman. KITALAH YANG MENENTUKAN DENGAN SIAPA KITA MENIKAH, SELANJUTNYA TUHAN YANG MEMPERSATUKAN DALAM PEMBERKATAN NIKAH ATAU MASUK DALAM IKATAN PERNIKAHAN KUDUS. JODOH ADALAH PILIHAN KITA!. Selain nats ini, ada banyak ayat yang menjelaskan bahwa jodoh adalah pilihan seseorang, bukan Tuhan, kecuali dengan melibatkan Tuhan. Memang Tuhan dapat mempertemukan dengan jodoh yang terbaik sesuai dengan kriteria-Nya, tetapi kitalah yang memilih apakah menikah dengannya atau tidak (Kor. 7:36-37). Lebih jauh mengenai jodoh adalah pilihan disebutkan dalam Matius 19:2. “Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.” Selain itu, bila jodoh ditentukan Tuhan, mengapa ada perceraian sedangkan Alkitab berkata apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia? Tuhan tidak menghendaki perceraian, tetapi perceraian terjadi, karena memang jodoh itu pilihan kita. Terkait membuat pilihan, Alkitab jelas memberikan kriteria bahwa harus dengan pasangan seiman. Tentu, arti seiman tidak hanya sekadar sesama Kristen, tetapi dilihat juga kehidupan rohaninya, kedewasaan iman, atau sejauh mana ia hidup takut akan Tuhan. Ini penting! Sebab bila tidak demikian, maka keluarga tersebut akan sulit membangun bahtera rumah tangga yang berkenan di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam memilih jodoh. Lebih baik terlambat atau tidak sama sekali, daripada menikah dengan yang tidak seiman. MEMANG SESEORANG MEMILIH MENIKAH SECEPATNYA TANPA MELIHAT KEROHANIAN CALON PASANGANNYA, BISA JUGA KARENA FAKTOR USIA ATAU DESAKAN KELUARGA. TETAPI, UNTUK APA MENIKAH BILA PASANGAN ANDA DI KEMUDIAN HARI MENJAUHKAN ANDA DARI TUHAN. Ada banyak fakta bahwa menikah dengan pasangan yang tidak seiman, justru membawanya juga semakin jauh dari Tuhan. Karena itu, gumuli hal ini dengan serius dan libatkan Tuhan. Janganlah Anda menikah karena faktor usia, ketampanan, uang, atau desakan keluarga, sebab semuanya itu tidak menjamin keselamatan jiwa Anda. Milikilah prinsip, “lebih baik tidak menikah sama sekali, daripada menikah namun menjadi jauh dari Tuhan!” Bersambung…!!!

Post a Comment for "7 Prinsip Pernikahan Kristen Menurut Alkitab"