Iman Dan Praksis Kristen Dalam Budaya Populer
Iman dan praksis
Kristen dalam budaya populer ~ Perkembangan budaya populer ini, dari waktu ke waktu
semakin tidak terbendung. Tidak hanya menawarkan berbagai aneka macam produk
tetapi juga telah menciptakan suatu gaya hidup tersendiri. Dalam hal ini,
budaya populer telah melahirkan sebuah generasi baru dalam sejarah peradaban
manusia.
Bisa disimpulkan bahwa sebenarnya
budaya populer adalah sebuah 'attitude of mind,' sebuah ideologi dan metodologi
dalam kehidupan manusia di masa kini untuk menemukan realitas kehidupan. Kekristenan
sendiri tidak terlepas dari pengaruh budaya populer. Ini dapat diukur dalam
berbagai cara, tetapi yang paling menarik diantaranya adalah pergeseran pada
ideologi dan epistemologi.
Ada begitu banyak pandangan mengenai
apa itu sebenarnya budaya populer, tergantung pada perspektif yang digunakan
untuk mendefenisikannya. Menurut Raymond Williams sekurang-kurangnya ada 4
(empat) kriteria yang dapat digunakan untuk mendefenisikan apa itu budaya
populer berdasarkan kepada pengertian dari kata populer itu sendiri yakni: (1)
banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk
menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya
sendiri (Williams, 1983, p. 273).
Berdasarkan keempat kriteria ini
dapat diberikan sebuah gambaran sederhana bahwa budaya populer adalah budaya
yang disukai oleh banyak orang, tetapi merupakan sebuah budaya rendahan dan bersifat individual demi mencapai sebuah
kepuasan dan kesenangan. Di sisi yang lain, budaya populer dimaknai sebagai
budaya di mana kaum intelektual mempengaruhi masyarakat dalam sebuah komunitas
untuk meniru dan mempercayai apa yang mereka lakukan sebagai kebenaran melalui
media massa terutama melalui media elektronik.
Tony Bernet mengatakan, “Budaya pop dibangun oleh
sekelompok orang atau penguasa untuk memenangkan hegemoni mereka, sembari
membentuk lawan. Dengan demikian ia terdiri bukan hanya dari pemberlakuan
budaya massa yang sejalan dengan ideologi dominan atau pun budaya oposisional
yang spontan, melainkan sebagai area negosiasi antara keduanya di mana beberapa
tipe budaya yang berbeda dari budaya pop yang dominan, dengan budaya yang
sub ordinan dan oposisional dengan segenap nilai-nilai dan unsur-unsur ideologis
yang tercampur dalam suatu perubahan yang bersifat sekuensial” (Bernet, 1992, pp.
xv–xvi)
Hal ini berarti bahwa dalam
perkembangan budaya populer ada beberapa unsur yang sangat berperan dalam
membentuk dan menyebarkan budaya populer ini yaitu (1) kelompok intelektual
yang sering disebut dengan kelompok elite sebagai kelompok yang menciptakan (2)
kelompok penerima sebagai mereka yang meneruskan budaya populer (3) kelompok
oposisi sebagai mereka yang ikut membantu untuk mempopulerkan kebudayaan yang
dibuat kelompok elit dan yang terakhir adalah (4) media massa sebagai media
untuk menyebarkan budaya tersebut.
Ideologi
Ideologi dimaknai secara umum sebagai
suatu kumpulan ide, keyakinan serta kepercayaan yang mengarahkan tingkah laku
seseorang dalam bidang kehidupan. Dengan kata lain, ideologi adalah worldview. Suatu
Ideologi pada hakikatnya bersifat pra teoritis, mendahului tindakan berpikir
kita. Ideologi menentukan apa yang kita anggap paling penting untuk dipikirkan
dan dilakukan.
Kekristenan sendiri berkembang di
atas sebuah dasar agung yang diakui sebagai sebuah kebenaran yang ultimat,
kompeherensif dan obyektif yang dipersonifikasikan oleh Yesus Kristus.
Dalam kekristenan, dikonsepkan bahwa
dunia yang ada pada saat ini, diciptakan dalam kondisi yang sungguh amat baik
dan berada pada pemerintahan Allah melalui manusia sebagai wakilnya yang
diciptakan segambar dan serupa denganNya.
Namun akibat kejatuhan manusia ke
dalam dosa, gambar dan rupa Allah mengalami kerusakan secara total dan efeknya
juga menimpa kepada dunia sebagai ciptaan Allah. Akibatnya dunia mengalami
kemerosotan secara perlahan-lahan yang ditandai dengan terus diberikannya
hukuman oleh Allah kepada manusia dan alam semesta.
Tetapi, kisah Alkitab yang dijadikan
sebagai ideologi bagi orang percaya juga mencatat bahwa Allah
terus berusaha untuk memperbaharui hubungan manusia. Dimulai dengan
penyelamatan Nuh dalam kisah Air Bah untuk meneruskan tugas manusia di bumi
dalam hal memelihara dan mengusahakan bumi, dilanjutkan melalui pemanggilan Abraham
untuk menjadi umat pilihan Allah.
Kisah Allah yang terus berkarya untuk
menyelamatkan manusia terlihat semakin jelas dalam exodus bangsa Israel dari Tanah
Mesir, Allah memperlihatkan keagungan dan kemahakuasaanNya dalam mengatur alam semesta
untuk tunduk pada otoritas dan kehendakNya.
Hal ini berlanjut dalam sejarah
bangsa Israel, di mana Allah mengatur sejarah kehidupan manusia untuk menunjukkan
supremasi Allah atas seluruh bangsa dan seluruh dunia. Allah berhak untuk
mengangkat dan menurunkan seseorang dari posisinya sebagai seorang raja/penguasa.
Puncak dari karya Allah adalah dengan
pengutusan Yesus Kristus ke dalam dunia untuk menebus dosa seluruh umat manusia
melalui kematian dan kebangkitanNya. Dari hal ini tergambar dengan jelas
ideologi pertama dari kekristenan yaitu bahwa Allah berdaulat penuh di dalam
dunia untuk mengatur jalannya seluruh sejarah dunia untuk memperbaharui umat
manusia dan segala sesuatu.
Abraham Park mengatakan: “Setelah
kejatuhan Adam ke dalam dosa, seluruh sejarah umat manusia yang dirancang oleh
Allah Bapa, yang digenapkan oleh Yesus, Anak Allah, dan yang disempurnakan oleh
Roh Kudus adalah sejarah penebusan yang mengalir di dalam penyelenggaraan Allah”
(Park, 2010, p. 32).
Post a Comment for "Iman Dan Praksis Kristen Dalam Budaya Populer"
Terima kasih sudah membaca blog ini, silahkan tinggalkan komentar Anda