Pernikahan Dalam Perspektif Alkitab
Pernikahan
dalam perspektif Alkitab ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari kitab Kejadian Kejadian 2:18-24 dan Matius 19:5-6a.
Pernikahan merupakan ide, gagasan dan karya dari Allah Tritunggal. Dengan demikian,
secara teologis, pernikahan dalam perspektif Alkitab merupakan sebuah peristiwa
sakral dalam hidup umat-Nya.
Di dalam Alkitab, kita menemukan bahwa Allah Tritunggal menciptakan pernikahan sebuah keluarga sebagai lembaga pertama. Allah Tritunggal memberi penilaian bahwa pernikahan sangat kudus dan bernilai tinggi bagi manusia..Allah Tritunggal yang merancang dan menghadirkan pernikahan dalam kehidupan manusia..Allah Tritunggal melarang dan membenci ketika manusia membubarkan pernikahannya atau membuat terjadinya perceraian.
Elemen penting dalam pernikahan
Supaya pernikahan mendatangkan kebahagiaan, maka pernikahan harus sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya. 3 (tiga) unsur penting yang harus diketahui dan ditaati oleh setiap orang yang menikah yaitu:
Satu, elemen meninggalkan
Yang dimaksudkan dengan kata “meninggalkan” di sini berarti orang yang sudah siap menikah harus sudah dewasa baik secara jasmani, rohani, sosial, dan ekonomi, karena orang yang sudah menikah harus mandiri dalam mengatasi semua persoalan yang akan timbul dalam rumah tangganya.
Dua, elemen bersatu
Maksud Tuhan dengan pernikahan, supaya pernikahan itu menjadi Satu Persekutuan yang Hidup. Satu di dalam kasih dan iman kepada Tuhan. Satu dalam saling mengasihi dengan kepatuhan. Satu dalam menghayati kemanusiaannya. Satu dalam memikul beban pernikahan. Satu dalam menunjukkan perhatian kepada pekerjaan masing-masing. Satu dalam pengabdian kepada Tuhan dan rencanaNya.
Banyak pernikahan tidak membahagiakan, Perselisihan, bahkan berakhir dengan perceraian,karena masing-masing, suami dan isteri membentuk dunia, kerajaannya sendiri-sendiri,masing-masing mencari kehormatan, keberuntungan dan kemauannya sendiri (Mat. 12 : 25).
Kehendak Tuhan, pernikahan merupakan Kesatuan, Persekutuan yang sejati yang bersifat kekal selama-lamanya.(Tidur sebantal, makan sehidangan, memiliki harta bersama, doa bersama-sama, membaca firman Tuhan bersama-sama, memuji dan bersyukur kepada Tuhan bersama-sama).
Tiga, elemen menjadi satu daging
Adalah persekutuan hidup total antara laki-laki dan perempuan meliputi “hidup bersama” (Kejadian 4:1) tidak ada yang disembunyikan. Tidak ada yang dirahasiakan, mengijinkan sesuatu yang tidak dijin kan untuk orang lain. Relasi antara suami dan isteri oleh Alkitab tidak dipandang sebagai suatu dosa, tetapi sebagai Anugerah Tuhan yang hanya terdapat dalam pernikahan.
Di dalam Alkitab, kita menemukan bahwa Allah Tritunggal menciptakan pernikahan sebuah keluarga sebagai lembaga pertama. Allah Tritunggal memberi penilaian bahwa pernikahan sangat kudus dan bernilai tinggi bagi manusia..Allah Tritunggal yang merancang dan menghadirkan pernikahan dalam kehidupan manusia..Allah Tritunggal melarang dan membenci ketika manusia membubarkan pernikahannya atau membuat terjadinya perceraian.
Elemen penting dalam pernikahan
Supaya pernikahan mendatangkan kebahagiaan, maka pernikahan harus sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya. 3 (tiga) unsur penting yang harus diketahui dan ditaati oleh setiap orang yang menikah yaitu:
Satu, elemen meninggalkan
Yang dimaksudkan dengan kata “meninggalkan” di sini berarti orang yang sudah siap menikah harus sudah dewasa baik secara jasmani, rohani, sosial, dan ekonomi, karena orang yang sudah menikah harus mandiri dalam mengatasi semua persoalan yang akan timbul dalam rumah tangganya.
Dua, elemen bersatu
Maksud Tuhan dengan pernikahan, supaya pernikahan itu menjadi Satu Persekutuan yang Hidup. Satu di dalam kasih dan iman kepada Tuhan. Satu dalam saling mengasihi dengan kepatuhan. Satu dalam menghayati kemanusiaannya. Satu dalam memikul beban pernikahan. Satu dalam menunjukkan perhatian kepada pekerjaan masing-masing. Satu dalam pengabdian kepada Tuhan dan rencanaNya.
Banyak pernikahan tidak membahagiakan, Perselisihan, bahkan berakhir dengan perceraian,karena masing-masing, suami dan isteri membentuk dunia, kerajaannya sendiri-sendiri,masing-masing mencari kehormatan, keberuntungan dan kemauannya sendiri (Mat. 12 : 25).
Kehendak Tuhan, pernikahan merupakan Kesatuan, Persekutuan yang sejati yang bersifat kekal selama-lamanya.(Tidur sebantal, makan sehidangan, memiliki harta bersama, doa bersama-sama, membaca firman Tuhan bersama-sama, memuji dan bersyukur kepada Tuhan bersama-sama).
Tiga, elemen menjadi satu daging
Adalah persekutuan hidup total antara laki-laki dan perempuan meliputi “hidup bersama” (Kejadian 4:1) tidak ada yang disembunyikan. Tidak ada yang dirahasiakan, mengijinkan sesuatu yang tidak dijin kan untuk orang lain. Relasi antara suami dan isteri oleh Alkitab tidak dipandang sebagai suatu dosa, tetapi sebagai Anugerah Tuhan yang hanya terdapat dalam pernikahan.
Post a Comment for "Pernikahan Dalam Perspektif Alkitab"
Terima kasih sudah membaca blog ini, silahkan tinggalkan komentar Anda