Translate

Mengenal Karunia Pengetahuan

Mengenal karunia pengetahuan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Amsal 8:1-36. Karunia marifat ini bergandengan erat dengan hikmat (sophia). Kalau hikmat itu sumbernya di HATI yang terarah pada TUHAN, karunia marifat itu lebih pada perhitungan yang penuh kehati-hatian, keahlian, keterampilan dan kepintaran. Nah, itupun sesungguhnya adalah anugerah Allah.

Pertanyaannya jika kepintaran itu (juga) anugerah Tuhan, apakah ada orang yang tiba tiba mendapat kepandaian tertentu tanpa dia belajar atau yang sebelumnya ia belum atau tidak kepandaian? Jawabannya adalah ada dan bisa.

Pertama, Bilangan 11:24-25.
Kisah ini dilatar belakangi bahwa Musa lelah bekerja sendiri. Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: “Mengapa Kau perlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya?...Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku” (Bilangan 11:11-14).

Lalu Musa berdoa kepada TUHAN dan  seruan Musa ini didengar oleh TUHAN. Maka saat Musa mengumpulkan tujuh puluh orang dari para tua-tua bangsa itu dan menyuruh mereka berdiri di sekeliling kemah... turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi. Mereka (tujuh puluh tua tua) itu mendapatkan karunia marifat yang diambil dari roh nya Musa.


Kedua, Keluaran 35:31-35
Kisah ini menggambarkan bagaimana orang orang “awam” yang tanpa pengetahuan dan keterampilan untuk membangun Kemah Pertemuan; tiba tiba bisa mendapat karunia marifat, sehingga mereka bisa memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk membangun Kemah Pertemuan.

Berkatalah Musa kepada orang Israel: “Lihatlah, TUHAN telah menunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah memenuhinya dengan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, yakni untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga;  untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan yang dirancang itu. Dan TUHAN menanam dalam hatinya, dan dalam hati Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan, kepandaian untuk mengajar. Ia telah memenuhi mereka dengan keahlian, untuk membuat segala macam pekerjaan seorang tukang, pekerjaan seorang ahli, pekerjaan seorang yang membuat tenunan yang berwarna-warna dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, dan pekerjaan seorang tukang tenun, yakni sebagai pelaksana segala macam pekerjaan dan perancang segala sesuatu”.

Wow... dari dua contoh diatas, kita dibukakan bahwa hikmat dan pengetahuan itu datangnya dari TUHAN. Tentulah hal ini tidak hendak mengajak kita untuk pasrah dan tidak belajar menambahkan ilmu. Manusia haruslah tetap belajar untuk mengembangkan dirinya sebagai makhluk pembelajar.  Hanya, kita tetap harus membuka diri pada apa yang disebut karunia karunia pengetahuan. Sebuah karunia, dimana TUHAN bisa membuat orang yang dianggap “awam atau bodoh” tiba tiba mendapat pengetahuan (dan keterampilan) yang luar biasa secara instan, sesuai dengan kehendak dan rencanaNya yang mulia.

Post a Comment for "Mengenal Karunia Pengetahuan"