Translate

Mengenal Karunia Iman

Mengenal karunia iman ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari surat Ibrani 11:1 dan 1 Korintus 12:8-11. Firman Tuhan yang ditulis oleh rasul Paulus kepada jemaat di kota Korintus (1 Korintus 12:8-11) tersebut akan saya lampirkan di bawah ini.

12:8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
12:9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
12:10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. 
12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.



Selanjutnya penulis Ibrani terkait dengan pengertian iman, menulis demikian: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita” – Ibrani 11:1-2.

Iman berasal dari kata kerja “aman” (bahasa Ibrani) yang berarti memegang teguh (janji) Allah sebagai yang kokoh kuat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia iman berarti: percaya (tahu, mengerti) sungguh sungguh; merasa pasti (tentu, tidak salah lagi).

Jadi (meminjam istilah yang dituliskan dalam kitab Ibrani 11:1) “iman adalah bukti atau jaminan kepastian dari segala sesuatu yang tidak/belum kita lihat”. Nah, jika hal tersebut dikaitkan dengan kesaksian Alkitab, maka Firman Allah itu sendiri adalah jaminan (bukti) yang kokoh kuat. Kita tidak beriman pada apa yang kita harapkan akan terjadi, tetapi beriman pada apa yang Allah firmankan. Sebab FirmanNya adalah ya dan amin.

Dua contoh kisah dalam Perjanjian Lama yang kerap dipakai untuk menggambarkan karunia iman sebagai bukti adalah kisah Abraham dan janda Sarfat. Ketika Allah berfirman meminta Abraham untuk mengorbankan Ishak anaknya, ia tidak beriman bahwa Allah akan memberikan domba sebagai ganti Ishak. Abraham hanya beriman kepada Allah dan sabdaNya. Titik!

Ketika nabi Elia meminta tepung yang tinggal segenggam dari seorang janda di Sarfat, maka janda Sarfat itu tidak beriman akan terjadinya mujizat. Ia hanya mempercayai perkataan nabi Elia. Titik!

Jadi, Iman adalah bukti! Bukti bahwa saya dan saudara mempercayai penuh dan sungguh sungguh kepada Allah dan pemeliharaan Allah yang sempurna. Sebab kemarin telah terbukti karya Allah menyertai. Hari ini juga sedang terjadi bukti bahwa Allah menyertai, dan esok hari akan menjadi bukti bahwa Allah menyertai.

Oleh sebab itu orang beriman akan yakin berkata: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

Post a Comment for "Mengenal Karunia Iman"