Translate

Dipersekutukan Roh Kudus


Dipersekutukan Roh Kudus ~ Di suatu WAG ada diskusi membahas kekaguman terhadap dua bangsa, yang selama ribuan tahun mampu bertahan dalam sejarah umat manusia. Mereka adalah bangsa Yahudi dan bangsa Tionghoa. Diskusi berusaha mengungkap rahasia di balik kemampuan bertahan bangsa-bangsa Yahudi dan Tionghoa, yang dalam sejarahnya sering mengalami penindasan, khususnya bangsa Yahudi, yang selama ribuan tahun terserak dan tertindas di antara bangsa-bangsa.

Tetapi catatan ini tidak mengulas rahasia kehandalan orang Yahudi atau orang Tionghoa melainkan berusaha mengungkapkan apa panggilan suatu bangsa dalam perspektif kesaksian Firman Tuhan.

Bangsa Yahudi adalah sisa yang bertahan dalam sejarah dari bangsa Israel --keturunan Abraham, Ishak dan Yakub-- bangsa yang menurut Alkitab adalah bangsa pilihan Tuhan. Dan tujuan pemilihannya adalah "untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa" (Kel 12:3). Dalam kuasa, kasih dan kebebasan-Nya, Allah memilih Israel, bukan karena keunggulan atau keistimewaan bangsa itu. Dan pilihan Allah bukan terutama supaya bangsa Israel mendapat hak-hak istimewa, atau keuntungan tertentu, melainkan untuk menjadi teladan dalam ketaatan bagi bangsa-bangsa lain, atau menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Tetapi oleh ketidaktaatannya, bangsa itu diserahkan Tuhan menjadi bangsa taklukan yang diserakkan di antara bangsa-bangsa.


Allah adalah Tuhan atas sejarah dan atas bangsa-bangsa. Maka bukan hanya Israel, tetapi semua bangsa ada untuk melakukan kehendak Allah, yakni terpanggil untuk membawa kebaikan bagi bangsa-bangsa lain; untuk mewujudkan keadilan dan damai sejahtera di dalam dunia. Bangsa-bangsa adalah bagian dari pemeliharaan Allah untuk menegakkan keadilan dan perdamaian, sehingga manusia tidak menjadi serigala bagi sesamanya.

Rasul Paulus menulis dalam surat Roma (13: 1-6) bahwa pemerintah berasal dari dan ditetapkan oleh Allah, dan bertugas untuk menjaga ketertiban serta memajukan kesejahteraan. Dalam pembukaan UUD 1945, bangsa Indonesia mencatat panggilannya: "ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, ..."

Tetapi dalam sejarah sebaliknya yang terjadi, bangsa-bangsa bermusuhan. Bangsa yang satu berusaha menaklukkan bahkan menjajah bangsa-bangsa lain. Peperangan terus berlangsung, perlombaan senjata pemusnah masal, dan banyak dana dihabiskan untuk meningkatkan kekuatan militer. Demikianlah bangsa-bangsa menampakkan dua wajah berbeda: menjalankan misi untuk keadilan dan perdamaian dunia, dan berlomba-lomba saling menguasai demi kepentingan sendiri dengan mengorbankan yang lain.

Semoga tantangan bersama umat manusia, seperti pemanasan global, kerusakan lingkungan, terorisme, bencana alam dsb makin menyatukan bangsa-bangsa.

Roh Kudus dan Umat Baru
Di dalam sejarah dunia Tuhan tidak hanya memanggil bangsa-bangsa untuk saling melayani dan bersama-sama mewujudkan kehidupan kemanusiaan yang berkeadaban. Ketika Allah dalam Yesus Kristus melawat Israel untuk memulihkan peran bangsa itu, Israel menolak dan malah menyalibkan Yesus.

Maka melalui Roh Kudus, Tuhan Allah memilih dan memberdayakan suatu umat yang baru, yaitu persekutuan orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus, untuk menjalankan panggilan yang semula dimaksudkan bagi bangsa Israel, menjadi berkat dan teladan bagi bangsa-bangsa. Dalam hal ini Tuhan tidak lagi memilih suatu bangsa secara khusus, melainkan suatu persekutuan orang beriman dari berbagai latar bangsa-bangsa.

Dan itulah gereja Tuhan di dalam dunia. Gereja dipilih dari antara segala kaum dan bahasa, dan diberi kuasa oleh Roh Kudus untuk menjadikan bangsa-bangsa murid Kristus. Gereja diutus menjadi saksi kasih dan keselamatan Allah dengan menampakkan tanda-tanda Kerajaan Allah di dalam dunia, yaitu keadilan, perdamaian, kesejahteraan dan keutuhan ciptaan.

Gereja merayakan Hari Pentakosta, ketuangan Roh Kudus, dalam kesadaran bahwa dalam gereja orang beriman dipersekutukan dan diberi kuasa oleh Roh Kudus, untuk menjadi berkat membawa keadilan, perdamaian, kesatuan, dan persatuan serta kemajuan di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara, bahkan atas seluruh ciptaan.

Gereja jangan mengikuti jejak Israel, mengabaikan panggilannya terhadap umat manusia dan sibuk dengan kepentingannya sendiri. Gereja harus terus terbuka pada kasih karunia Roh Kudus, Roh yang mencipta, menginspirasi, membaharui, menguatkan.
Sumber: Zakaria Ngelow

Post a Comment for "Dipersekutukan Roh Kudus"