Anak Panah Di Tangan Pahlawan
Anak
panah di tangan pahlawan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari kitab Mazmur 127:1-5. Secara lengkap bagian firman Tuhan
tersebut saya lampirkan di bawah ini.
“Nyanyian ziarah Salomo.
Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang
membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal
berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh
malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia
memberikannya kepada yang dicintai-Nyab pada
waktu tidur.
Sesungguhnya, anak-anak
lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu
upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak
pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung
panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia
berbicara dengan musuh-musuh di
pintu gerbang”.
Pemazmur mengibaratkan
hadirnya anak-anak pada masa muda, seperti anak panah di tangan pahlawan. Frasa
“pada masa muda” merujuk pada pasangan suami istri yang masih muda secara usia,
atau kini dikenal sebagai keluarga muda.
Keluarga muda biasanya
memiliki idealisme yang kuat, wawasan yang luas, dan tenaga yang dianggap cukup
untuk merancangkan masa depan dari anak yang Tuhan percayakan dalam kehidupan
mereka.
Ditambah dengan kejelian
mengamati perkembangan anak dan visi yang kuat, dapat “melesatkan” anak-anak
mereka ke sasaran yang tepat. Mereka akan menjadi anak-anak yang cakap,
produktif, memiliki visi yang kuat, bahkan hidupnya akan menjadi berkat dan
memuliakan Allah, dalam penyertaan dan kasih karunia Allah.
Allah tak sedang iseng
ketika “menitipkan” seorang anak kepada sebuah keluarga.
Ia menghendaki agar si anak
dapat menerima perlakuan yang tepat, sehingga pada waktunya, ia dapat “dilesatkan”
untuk memenuhi rencana dan tujuan Allah atas kehidupannya.
Bagaimana dengan anak yang
Tuhan percayakan kepada kita? Sebagai orangtua kita memiliki tanggung jawab
yang sangat besar terhadap hidup dan masa depan anak-anak kita. Oleh karena
itu, kita diajak oleh Tuhan untuk melakukan tugas tanggung jawab tersebut
dengan suatu pengabdian diri yang tinggi kepada Tuhan.
Tanggung jawab yang tinggi
kepada Tuhan harus kita buktikan dengan mendidik, membesarkan dan mengarahkan
anak-anak kita kepada tujuan Allah dalam kehidupan mereka. Sebagai orangtua,
ada kalanya ambisi dan keinginan kita yang kita paksakan kepada anak-anak untuk
diikuti.
Pada hal yang Tuhan inginkan
bukanlah seperti itu. Tuhan menghendaki supaya kita sebagai orangtua mendidik dan membantu anak-anak yang Tuhan percayakan kepada kita untuk mencapai tujuan Tuhan dalam hidup mereka. Ketika kita sebagai orangtua bisa membimbing anak-anak kita mencapai tujuan Tuhan dalam hidup mereka itu merupakan suatu kebahagiaan yang sangat indah. KESUKSESAN SEORANG ANAK DITENTUKAN OLEH KESIAPAN ORANGTUA DALAM MEMPERLAKUKAN ANAK TERSEBUT.