Translate

Hidup Dalam Kesetiaan Tuhan

Hidup dalam kesetiaan Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari surat rasul Paulus kepada orang Kristen yang ada di kota Roma, yaitu Roma 3:1-26. Dalam Roma 3:3-4a, rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan hidup dalam kesetiaan Tuhan, menulis demikian: “Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah? Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong”.

Mencari orang yang bergelar pada masa kini sangat gampang untuk kita temukan. Mencari orang yang kaya juga sangat mudah untuk kita dapatkan. Bahkan dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini untuk mencari apa saja begitu gampangnya kita peroleh.

Namun, untuk mencari orang yang setia, sudah menjadi langkah yang seakan telah punah dari kehidupan manusia. Itulah sebabnya, banyak terjadi pengkhianatan yang dialami oleh banyak orang. Sahabat menghianati sahabatnya. Suami menghianati istrinya demikian juga sebaliknya. Banyak rumah tangga hancur karena ketidak-setiaan pasangannya.

Di tengah-tengah kelangkaan kesetiaan itu, kita bersyukur bahwa masih ada harapan bagi kita untuk mendapatkan pribadi yang setia sekalipun banyak yang sudah tidak setia. Pribadi itu ialah Sanga Pencipta, Juruselamat kita yaitu Tuhan Yesus Kristus.



Pengkhianatan adalah salah satu hal paling menyakitkan yang bisa kita alami. Semakin dekat hubungan kita dengan seseorang, semakin dalam kita mempercayai dan mengasihinya, pengkhianatan itu pun semakin menyengat tajam.

Mungkin kita merasa, ketika seseorang menyakiti kita sedemikian rupa, sudah sewajarnya jika kita memutuskan hubungan atau bahkan membalas perlakuan mereka. Namun, jika kita meneliti Alkitab, terlebih kitab Hosea, kita akan mengetahui semua itu bukanlah kehendak-Nya.

Kitab tersebut menceritakan bagaimana Hosea menikahi Gomer meski ia mengetahui latar belakangnya sebagai wanita sundal. Bahkan, setelah Hosea menerima semua kesalahan masa lalunya, wanita itu kembali pada tabiat lamanya. Tentu Hosea sangat kecewa dan terluka harga dirinya. Namun, saat istrinya terjerumus ke dalam perbudakan, ia maju dan membelinya kembali.

Sesungguhnya, inilah gambaran kesetiaan Tuhan terhadap umat-Nya–termasuk kita–yang telah banyak kali menunjukkan ketidaksetiaan. Meski manusia telah berulang kali mengecewakan dan menyakiti hati-Nya, Dia menunjukkan inisiatif untuk mengampuni dan menyelamatkan kita dari kesalahan-kesalahan kita sendiri. Dengan mengutus Yesus ke dunia ini, Allah membayar harga yang sangat mahal untuk meraih kita kembali sebagai kepunyaan-Nya.

Kita yang telah mengecap manisnya kesetiaan Tuhan pun hendaknya merefleksikan kesetiaan tersebut melalui hidup kita. Sebagai manusia mungkin kita tidak mampu, tetapi Tuhan telah menanamkan benih kesetiaan yang seperti-Nya beserta dengan Roh Kudus yang tinggal di dalam kita.
Ketika kita mau membiarkan benih itu bertumbuh menjadi buah Roh kesetiaan yang memancarkan hati Tuhan kepada orang-orang yang tidak sepantasnya menerima kesetiaan kita sekalipun, maka Tuhan pun akan memakai kita untuk menjamah banyak jiwa dan mendatangkan revival di mana pun Dia menempatkan kita.

RENUNGAN

Pembaca yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Tuhan ingin kita mengembangkan buah Roh kesetiaan yang SAMA SEPERTI TUHAN YANG TETAP SETIA pada kita SEKALIPUN KITA TIDAK SETIA

APLIKASI
1. Apakah yang biasanya Anda lakukan ketika kesetiaan Anda dilanggar orang lain? 

2. Mengapa Tuhan ingin kita memiliki kesetiaan yang seperti-Nya?
3. Bagaimana Anda dapat merefleksikan kesetiaan Tuhan pada orang-orang dalam hidup Anda?

DOA UNTUK HARI INI
“Bapa, terima kasih karena kesetiaan-Mu tidak tergantung pada kami. Kami ingin belajar memiliki kesetiaan seperti-Mu yang tetap setia meski kita tidak setia. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”