Translate

Cara Allah Mempersiapkan Yusuf 1

Cara Allah mempersiapkan Yusuf ~ Yusuf adalah anak Yakub, yang dilahirkan dari hasil pernikahannya dengan Rahel (Kejadian 30:23-24). Yusuf dipersiapkan dimentoring oleh Allah melalui beberapa tahap, antara lain:
Melalui orang tua
Lingkungan keluarga merupakan tempat yang utama dimana Allah mempersiapkan Yusuf. Pembnaan dan pembentukan kepribadian anak merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua. Di masa Perjanjian Lama, orang tua mempunyai tugas ganda yaitu sebagai imam dan guru.

Homrighausen dan Enklaar menegaskan: “Nenek moyang kaum Israel, Abraham, Ishak dan Yakub menjadi guru bagi seluruh keluarganya. Sebagai bapak-bapak dari bangsanya, mereka bukan saja menjadi imam yang merupakan pengantara antara Tuhan dengan umat-Nya, tetapi juga menjadi guru yang mengajarkan tentang perbuatan-perbuatan Tuhan yang mulia itu dengan segala janji Tuhan yang membawa berkat kepada Israel turun temurun”.[1]

Keluarga atau rumah tangga merupakan institusi pendidikan in formal dalam bidang spiritual dan moral yang paling efektif. Pengalaman hidup berjalan bersama Allah merupakan materi pendidikan yang diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya.


Homrighausen dan Enklaar lebih lanjut menegaskan bahwa: “Yakub pula menanamkan segala perkara ini ke dalam batin anak-anaknya. Yusuf menyimpan pelajaran-pelajaran itu dalam hatinya ke mana saja ia pergi, biar dalam pengasingan sekalipun, sehingga pengetahuan akan janji-janji Tuhan itu tetap terpelihara oleh bangsa Israel. Atas perintah Tuhanlah keinsafan itu dipupuk dan diperdalam, dengan jalan pengajaran kepada tiap-tiap angkatan muda”.[2]

Yakub mengambil langkah-langkah efektif sebagai upaya membina dan mempersiapkan serta mementoring anak-anaknya menuju kepada kehidupan yang saleh (Kejadian 35:2-3).

Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan memberikan ulasannya sebagai berikut: “Yakub yang menyadari dalamnya kemerosotan rohani keluarganya, memerintahkan semua anggota rumah tangganya untuk membuang semua dewa asing yang masih ada di tengah-tengah mereka. Pembaharuan rohani dalam keluarga Yakub terdiri atas: (1) membuang segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Allah dalam rumah mereka; (2) menyerahkan diri mereka kepada kesucian pribadi; (3) memperbaharui ikrar mereka kepada Allah dalam pengabdian dan penyembahan; (4) mengadakan persekutuan dengan Allah; (5) menjalankan hidup yang berlandaskan firman Allah dan persembahan rohani”.[3]

Penekanan utama dalam pengajaran yang dilakukan oleh Yakub terhadap anak-anaknya, ialah pada pengenalan akan Allah dan memiliki hubungan pribadi dengan-Nya, mentaati Tuhan dan firman-Nya, mengabdi serta hanya menyembah, melayani Allah yang hidup.

Yusuf diasah, dibina dan dimentoring untuk hidup dan menghidupi setiap ajaran yang diajarkan kepadanya dalam tindakan konkrit. Hal ini dibuktikan oleh Yusuf ketika diperlakukan secara kejam oleh saudara-saudaranya.





[1] E.G. Homrighausen dan I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996, hlm. 2.
[2] Ibid, hlm. 3.
[3] Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang: Gandum Mas, 1998, hlm. 65.