Translate

Dokmatikan Baptisan Kudus 3

2.  Apakah baptisan menyelamatkan?
Pada satu pihak, baptisan merupakan perintah langsung dari Tuhan Yesus.  Ia berkata,“Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”(Mrk. 16:16). Dari ayat ini jelas dinyatakan, bahwa iman mendahului baptisan. Namun, dikatakan “siapa yang tidak percaya akan dihukum”, dan tidak dikatakan “siapa yang tidak dibaptis”.

Memang baptisan penting. Tetapi, ada juga pengecualian, yakni penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus. Dia bertobat tetapi tidak sempat dibaptiskan (cat.: karena sudah berada di salib). Namun Yesus berkata kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk. 23:43). Tentunya, pengecualian ini tidak bisa dijadikan sebagai standard untuk mengijinkan orang lain berbuat sedemikian. Keselamatan bagi penjahat itu sungguh-sungguh anugerah Tuhan di ambang kematiannya.

Namun, ada juga gereja tertentu yang menganggap bahwa baptisan itu menyelamatkan. Bagi Gereja Roma Katolik, yang dipengaruhi oleh filsafat Realisme Aristoteles[5], sakramen berisikan anugerah yang ia tandai. Jadi, anugerah Allah berada di dalam sakramen itu juga. Sehingga setiap orang yang menerimanya, mendapatkan manfaat keselamatan yang diberikannya (cat.: istilah Latinnya adalah ex opere operato).  Pemahaman seperti itu bisa berdampak kepercayaan mistis. Orang dapat memberhalakan air baptisan karena dianggap mempunyai kekuatan magis.

Kepercayaan seperti itu, disadari atau tidak, telah mempengaruhi keyakinan gereja-gereja tertentu yang nota-bene bukanlah gereja Roma Katolik. Misalnya, sebelum upacara baptisan, sang Pendeta terlebih dahulu mendoakan serta memberkati air baptisan di dalam kolam supaya berkhasiat tertentu, misalnya: kesembuhan dari berbagai penyakit dan kelepasan dari roh jahat.



Sebenarnya baptisan tidaklah menyelamatkan. Tuhan Yesus menyelamatkan orang itu melalui iman kepadaNya. Baptisan sebenarnya merupakan tanda dari beberapa makna rohani yang penting: 

Pertama, orang yang percaya dibenarkan dan diberikan pengampunan dosa, seperti yang tercatat di dalam Kisah 2:38, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu . . . .” Dari ayat ini kita bisa ketahui, bahwa pertobatan mendahului baptisan.

Kedua, baptisan menandai kelahiran baru sebagai awal hidup yang baru. Rasul Paulus berkata, “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4).

Ketiga, baptisan menandai masuknya orang yang dibaptis ke dalam perjanjian baru dengan Allah. Perjanjian Lama adalah perjanjian antara Allah dengan Abraham. Tanda perjanjian itu adalah sunat, seperti yang dikatakan di dalam ayat berikut ini, “Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Inilah perjanjianKu yang harus kamu pegang . . . yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat” (Kej. 17:7,10).

Tanda sunat di dalam Perjanjian Baru digantikan dengan upacara baptisan, seperti yang dijelaskan oleh rasul Paulus sbb., “Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu ….” (Kol. 2:11-12).

Keempat, baptisan juga menyatakan kesaksian di hadapan Allah, gereja Tuhan, umat manusia, dan Setan.  Di hadapan Allah, orang itu bertekad untuk taat kepada Allah saja melalui Tuhan Yesus. Di hadapan gereja Tuhan, ia berkata “Aku mau bergabung untuk berbakti dan melayani bersama dengan segenap umat Tuhan lainnya.” Di hadapan manusia, orang itu berkata, “Sekarang aku adalah pengikut Kristus.” Sedangkan, di hadapan Setan ia berkata, “Mulai saat ini aku putuskan hubunganku dengan Setan dan roh-roh jahat.”

Tidaklah cukup hanya percaya kepada Yesus di dalam hati saja. Kepercayaan itu harus berani dinyatakan secara terbuka, seperti yang Paulus katakan, “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:10). Selain itu Tuhan Yesus pernah berkata, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan . . . .” (Mrk. 16:16).


[5]Artinya adalah hal yang nyata berada di dunia ini yakni yang kita lihat. Ajaran ini bertentangan dengan filsafat idealisme dari Plato yang berkata, bahwa hal yang nyata berada di dunia ide.