Translate

Ketika Muslim Dan Kristen Meninggal

Saat Muslim Dan Kristen Meninggal, Pastikah Saya Masuk Sorga?
Beberapa tahun lalu, dokter menyatakan saya hamil. Saya dan suami sangat senang sekali. Kami sangat antusias menanti kelahiran bayi kami. 

Demikian juga ketika keluarga mengetahui berita tersebut. Mereka bertanya “kapan melahirkan?” Setiap orang akan antusias menunggu tiba saatnya kelahiran, atau hal-hal yang menggembirakan lainnya. Seperti pernikahan, kelulusan, dll. Tapi, adakah orang yang antusias menunggu saat-saat kematian?

Ketakutan Menghadapi Kematian
Umumnya orang melihat kematian sebagai momok yang menakutkan. Rasanya mustahil bila ada yang antusias menunggu saat-saat kematian. Baik itu kematian bagi diri sendiri, orang yang dicintai, bahkan orang-orang yang hanya sedekar dikenal. Sehingga, bagi sebagian orang, membicarakan tentang kematian adalah hal tabu.


Mengapa orang-orang begitu takut membicarakan kematian? Takut akan terpisah dengan orang yang dikasihi adalah salah satu alasannya. Disamping itu, ketidak-pastian tentang keselamatan adalah pemicu rasa enggan untuk membicarakannya. Kematian adalah takdir yang tidak dapat dilepaskan dari diri seseorang. Sehingga sudah seharusnya kita siap setiap saat bila giliran kita tiba, bukan?

Mukmin Tidak Yakin Selamat
Jelas setiap umat beragama ingin masuk sorga. Sayangnya, tidak semua umat beragama yakin pasti masuk sorga. Islam mengajarkan, tidak seorangpun mengetahui dirinya langsung masuk sorga atau neraka. 

Karena takdir seorang Muslim masuk sorga atau neraka, Allah yang menetapkannya. “Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki” (Qs 14:4). 

Ayat lain dalam Al-Quran juga mengatakan, "Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya Allah-lah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya dan diampuni-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya. . . ." (Qs 5:40).

Bagaimana dengan Muhammad, bukankah dia dapat memberi syafa'at bagi pengikutnya? Tentang hal ini Al-Quran mengatakan, “Katanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfa'atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. . . .” (Qs 7:188)

Al-Quran secara jelas mengatakan bahwa dalam agama Islam tidak ada kepastian tentang keselamatan. Sebab Allah dapat menyesatkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Juga Muhammad, nabi umat Muslim, tidak dapat memberi syafa'at/pertolongan bagi pengikutnya. Adakah hal ini yang mendorong umat Muslim dalam doanya selalu bertanya “Ihdina s-sirat al-mustaqim, tunjukilah kami jalan lurus”(Qs 1:6)?

Jaminan Keselamatan dari Isa Al-Masih
Seorang Mukmin yang mencoba untuk menaati dan melaksanakan perintah agama, tetap tidak memiliki kepastian tentang keselamatan. 

Keselamatan yang terima masih sebatas “insya Allah” atau bila Allah berkenan. Namun berbeda dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci Allah. Isa bersabda, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24). 

Inilah jaminan keselamatan dari Allah! Satu jaminan yang diberikan oleh Isa Al-Masih bagi siapa saja yang berkenan menerimanya. "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu" (Injil, Kisah Para Rasul 16:31). Satu pertanyaan yang dapat kita renungkan bersama, bila Anda meninggal, yakinkah Anda masuk sorga?