Pengertian Iman Dalam Perspektif Perjanjian Baru
Di sini nabi Habakuk mempertentangkan antara orang yang sombong dengan orang yang benar atau yang sudah dibenarkan. Perilaku atau karakter orang yang tidak beriman itu ditandai dengan ia merasa diri sombong, tinggi hati dan karenanya tidak lurus hatinya. Tetapi bagi orang benar atau yang dibenarkan oleh Allah, maka karakter hidupnya menjadi pribadi yang rendah hati, mengandalkan Tuhan dan percaya sepenuhnya kepada pemeliharaan Allah. dan karena orang benar atau yang dibenarkan oleh itu mengandalkan Tuhan, maka ia pasti hidup. Arti kata “hidup” yang digunakan oleh nabi Habakuk menunjuk kepada hidup sekarang dalam pemeliharaan Allah karena percaya kepada-Nya dan juga hidup di masa depan, yaitu hidup kekal bersama Allah dalam Kerjaan-Nya.
Baca juga: PENGERTIAN IMAN DALAM PERJANJIAN LAMA.
Iman menempati posisi penting dalam Soteriologi atau teologi
keselamatan, sehingga harus dibicarakan secara khusus. Kita harus membicarakan
iman secara terpisah bukan saja karena iman merupakan bagian dari pertobatan,
tetapi juga karena secara instrumental berkaitan dengan pembenaran. Diskusi
mengenai iman membentuk satu transisi natural menuju doktrin dibenarkan karena
iman.
Ada dua kata yang dipakai berkenaan dengan kata iman dalam seluruh
Perjanjian Baru, yaitu: pistis dan bentuk kata kerja pisteuien.
Keduanya tidak selalu mempunyai konotasi yang sama.
1. Arti yang berbeda dari kata “pistis”.
Kata “pistis” mempunyai dua arti dalam bahasa Yunani Klasik. Pertama,
suatu kepastian berdasarkan kepercayaan dalam diri seseorang dan pengakuannya,
yang berbeda dengan pengetahuan yang bersandar pada penelitian pribadi. Kedua,
rasa percaya diri itu sendiri di mana kepercayaan seseorang bersandar. Kepercayaan
ini lebih dari sekedar pengetahuan intelektual bahwa seseorang patut disadari;
kepercayaan ini memberikan presuposisi adanya hubungan pribadi antara orang itu
dengan obyek yang dipercayainya, sesuatu yang keluar dari diri sendiri untuk
mau bersandar pada yang lain.
Pada umumnya orang Yunani tidak memakai kata itu, dalam pengertian
untuk menyatakan kepercayaan mereka kepada dewa mereka, sebab mereka menganggap
kepercayaan dewa-dewa merupakan musuh manusia dan karena itu merupakan obyek
rasa takut dan bukannya obyek rasa percaya.
Dalam Septuaginta.
Transisi dari penggunaan kata pistis dalam bahasa Yunani klasik
menjadi bahasa yang dipakai dalam
Perjanjian Baru di mana kata “percaya” atau “mempercayai” sangat penting, maka
kita jumpai bahwa dalam Septuaginta kata kerja pisteuein lebih banyak dipakai
dari kata bendanya yang memang hanya satu kali saja dipakai seperti pengertian
Perjanjian Baru itu.
Kata kerja “pisteuien” sering dipakai untuk menerjemahkan kata
bahasa Ibrani “he’emin” dan dengan demikian menyatakan arti iman, baik iman
kepada firman Tuhan maupun rasa percaya yang sungguh kepada-Nya.
Dalam Perjanjian Baru.
Ada beberapa contoh di mana kata itu mempunyai arti pasif, yaitu “ketaatan”
atau “kesetiaan”, yang merupakan maknanya yang biasa dalam Perjanjian Lama –
Roma 3:3; Galatia 5:22; Titus 2:10. Kata ini biasanya dipakai dalam pengertian
aktif. Arti-arti berikut ini harus diperhatian: pertama, suatu
kepercayaan intelektual, yang disandarkan atas pengakuan dari pihak yang lain,
jadi disandarkan atas kebenaran dari orang itu sehingga bukan bersandar pada
penelitian diri sendiri – Filipi 1:27; 2 Korintus 4:13; 2 Tesalonika 2:13; dan
terutama dalam tulisan Yohanes; kedua, suatu rasa percaya kepada Tuhan, atau
lebih khususnya kepercayaan kepada Kristus dengan satu pandangan kepada
penebusan dari dosa dan berkat-berkat pada masa yang akan datang. Dapat disimpulkan
bahwa pengertian iman dalam Perjanjian Baru ialah: pertama, suatu rasa percaya
menyeluruh kepada Tuhan dan Kristus; kedua,penerimaan atas kesaksian mereka
berdasarkan rasa percaya itu; ketiga, bersandar pada Kristus dan beriman kepada-Nya
untuk keselamatan jiwa mereka. Iman yang terakhir inilah yang disebut sebagai
iman yang menyelamatkan.
Baca juga: PENGERTIAN DAN DEFINISI AJARAN SESAT.
Baca juga: PENGERTIAN DAN DEFINISI AJARAN SESAT.
Bersambung...!