Translate

Memahami Teologi Kemahakuasaan Allah

Memahami teologi kemahakuasaan Allah ~ Cepat atau lambat setiap pakar teologi akan mendaoatkan sebuah pertanyaan yang tidak mungkin dijawab oleh mahasiswanya. Pertanyaan itu seperti: Apakah Allah dapat membuat batu yang begitu besar, sehingga Ia sendiri tidak dapat menggerakkannya? Sekilas pertanyaan ini seakan-akan menempatkan para pakar teologi pada suatu dilema yang tidak dapat diselesaikan. Apabila jawaban "ya", maka itu berarti mengatakan bahwa ada sesuatu yang Allah tidak dapat kerjakan. Apabila dijawab "tidak", maka itu berarti Allah tidak dapat membuat batu yang demikian besar. Apa pun jawabannya kita dipaksa untuk membatasi kuasa Allah.

Masalah ini hampir sama dengan olok-olokkan lain yang berbunyi: Apa yang akan terjadi apabila kekuatan yang tidak dapat dibatasi dipertemukan dengan obyek yang tidak dapat digerakkan? Kita dapat mengerti adanya suatu kekuatan yang tidak terbatas. Kita juga dapat mengerti adanya suatu obyek yang tidak dapat digerakkan.

Apabila kedua pernyataan di atas digabungkan maka hal itu tidak dapat masuk akal kita. Sebab apabila kekuatan yang tidak terbatas bertemu dengan abyek yang tidak dapat digerakkan dan kemudian obyek itu bergerak, maka obyek itu tidak dapat dikatakan lagi sebagai obyek yang tidak dapat digerakkan. Apabila obyek itu tidak bergerak, maka kekuatan itu tidak dapat lagi disebut kekuatan yang tidak terbatas. Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa realita tidak mungkin dapat menerima kedua pernyataan itu, yaitu kekuatan yang tidak terbatas dan obyek yang tidak dapat digerakkan.


Sekarang mari kita kembali pada batu yang tidak dapat digerakkan tadi. Dilema yang ditampilkan di sini (sebagaimana halnya kasus kekuatan yang tidak terbatas) merupakan dilema yang salah. Dilema itu salah karena muncul dari premis yang salah. Dilema itu berasumsi bahwa "kemahakuasaan" Allah berarti Allah dapat melakukan apa saja.

Di dalam istilah teologi, sebenarnya istilah mahakuasa tidak berarti bahwa Allah dapat melakukan apa saja. Alkitab menunjukkan beberapa hal yang Allah tidak dapat lakukan. Dia tidak dapat berbohong - Ibrani 6:18. Dia tidak dapat mati. Dia pada saat yang sama tidak dapat diciptakan dan kekal. Dia tidak dapat bertindak melawan natur-Nya. Dia tidak dapat menjadi Allah dan pada saat yang sama bukan Allah dalam arti yang sama.

Kemahakuasaan Allah berarti Allah berkuasa atas semua ciptaan-Nya. Tida ada satu ciptaan pun yang berdiri di luar penguasaan Allah yang berdaulat. Oleh karena itu, ada jawaban yang benar untuk dilema batu tadi. Pertanyaan itu dapat dipecahkan. Jawabannya adalah tidak. Allah tidak dapat membuat batu yang sangat besar sehingga Ia sendiri tidak dapat memindahkannya. Alasannya adalah apabila Allah membuat batu yang semacam itu, maka itu berarti Ia menciptakan sesuatu di luar batas kuasa-Nya. Dia akan menghancurkan kemahakuasaan-Nya sendiri. Allah tidak dapat berhenti menjadi Allah; Dia tidak dapat menjadi tidak mahakuasa.

Pada waktu Maria bertanya-tanya tentang pernyataan malaikat Gabriel berkaitan dengan Yesus yang ada di dalam kandungannya, maka malaikat itu berkata kepadanya: "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil" - Lukas 1:37. Di sini malaikat mengingatkan Maria akan kemahakuasaan Allah. Saya mengira malaikat pun dapat menggunakan bahasa hiperbola. Secara sempit dapat dikatakan bahwa malaikat itu menyatakan teologi yang tidak baik.

Tetapi secara luas berdasarkan pengertian Alkitab yang menyeluruh pengertian kuasa Allah jauh melampaui kuasa ciptaan. Apa yang tidak mungkin bagi kita selalu mungkin bagi Allah. Pernyataan tidak ada yang mustahil bagi Allah berarti Allah dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Kuasa-Nya tidak dibatasi oleh batasan-batasan yang terbatas. Tida ada sesuatu pun yang dapat membatasi kuasa-Nya.

Namun, kuasa-Nya tetap dibatasi oleh siapa dan apa Dia. Dosa adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh Allah, oleh karena seseorang tidak dapat berdosa tanpa keinginan untuk berdosa. Allah tidak dapat berdosa oleh karena Ia tidak mempunyai keinginan untuk berdosa. Ayub berbicara mengenai hal ini, pada waktu ia mengatakan: "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal" - Ayub 42:2.

Kemahakuasaan Allah merupakan penghiburan yang besar bagi orang Kristen. Kita tahu bahwa kuasa yang Allah nyatakan melalui penciptaan alam semesta merupakan kuasa yang Allah pakai untuk menjamin keselamatan kita. Dia memperlihatkan kuasa-Nya atas kematian pada waktu kebangkitan Tuhan Yesus. Kita tahu bahwa tidak ada bagian dari penciptaan yang dapat menggagalkan rencana-Nya di masa yang akan datang. Tidak ada satu molekul pun yang dapat terlepas dari alam semesta dan mengacaukan rencana Allah. Meskipun kuasa-kuasa dan kekuatan-kekuatan dunia ini berusaha untuk mengancam kita, kita tidak perlu takut. Pengetahuan bahwa tidak ada satu pun yang dapat bertahan melawan kuasa Allah dapat memberikan kedamaian kepada kita. Hanya Dialah satu-satunya yang terbesar. Baca juga artikel ini: Allah Yang Tidak Dapat Dimengerti Secara Tuntas.

Sumber: Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen.
Penulis: R.C.Sproul.