Memahami Doktrin Kemahahadiran Allah
Meskipun di gambarkan bahwa jiwa atau roh seseorang dapat berkelana menjelajahi dunia ini, perjalanan seperti ini tetap akan menempatkan manusia hanya pada satu lokasi, pada satu waktu tertentu.
Roh manusia tetap merupakan roh yang terbatas, sekarang maupun pada waktu yang akan datang roh manusia tidak akan dapat berada di lebih dari satu tempat pada waktu yang sama. Hanya Roh yang tidak terbatas yang mampu untuk Mahahadir.
Pada waktu kita membicarakan tentang kemahahadiran Allah, kita biasanya menyatakan bahwa kehadiran Allah ada di mana-mana. Tidak ada tempat di mana Allah tidak ada. Sebagai Roh, Allah tidak melingkupi atau menguasai suatu tempat, dalam arti seperti benda yang memenuhi suatu ruangan.
Untuk mengatasi paradoksi ini, maka kita perlua mengerti tentang kemahahadiran dari dimensi yang lain, yaitu batasan antara Allah dan kita bukan merupakan batasan ruang dan waktu. Untuk bertemu dengan Allah, kita tidak membicarakan ke mana kita harus pergi dan bilamana kita dapat menemui-Nya. Untuk berada secara langsung di tengah kehadiran Allah berarti kita melangkah pada dimensi yang lain.
Ada aspek kedua yang sering kita abaikan berkenaan dengan kemahahadiran Allah. Kata "maha" bukan hanya berkaitan dengan tempat di mana Allah berada, tetapi juga seberapa jauh Allah hadir di tempat itu. Allah bukan hanya hadir di semua tempat, tetapi juga Ia hadir secara penuh di semua tempat.
Ini yang disebut keimanenan Allah. Orang-orang percaya di New York menikmati kehadiran Allah secara penuh, demikian pula orang-orang percaya di Moscow menikmati kehadiran yang sama. Keimanenan-Nya tidak dikaitkan pada ukuran-Nya, tetapi pada kemampuan-Nya untuk hadir secara penuh di mana saja.
Doktrin kemahahadiran Allah sungguh sangat mengagumkan bagi kita. Selain menyebabkan kita memuji Dia, doktrin ini juga merupakan suatu penghiburan bagi orang percaya. Kita selalu yakin bahwa Allah selalu memusatkan perhatian-Nya kepada kita. Kita tidak perlu menunggu giliran untuk bertemu dengan Allah.
Pada waktu kita berada di hadapan-Nya, Dia tidak sibuk dengan aktivitas yang terjadi di belahan dunia yang lain. Doktrin ini tentu saja bukan merupakan kenyataan yang menghibur bagi orang yang tidak percaya.
Oleh karena tidak ada tempat untuk bersembunyi dari hadapan Allah, sebab tidak ada satu sudut pun di dunia ini di mana Allah tidak ada. Orang jahat di neraka tidak terpisah dari Allah, mereka hanya dipisahkan dari kebaikan Allah. Murka Allah akan selalu bersama-sama dengan mereka.
Dau yang sering meninggikan kemuliaan kemahahadiran Allah di dalam Mazmur, memberikan ringkasan doktrin ini secara puitis kepada kita: "Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku" - Mazmur 139:7-10.
Baca juga: Allah Tritunggal.