Memahami Teologi Kemahatahuan Allah
Kata "mahatahu" berarti "memiliki semua pengetahuan". Ini merupakan istilah yang secara tepat dikenakan kepada Allah saja. Hanya keberadaan yang kekal dan tidak terbatas yang mampu untuk mengetahui segala sesuatu. Pengetahuan dari makhluk yang terbatas selalu terbatas oleh keberadaan yang terbatas.
Allah sebagai keberadaan yang tidak terbatas mampu untuk menyadari segala sesuatu, mengerti segala sesuatu dan mengetahui segala sesuatu. Allah tidak pernah belajar sesuatu atau mendapatkan suatu pengetahuan yang baru. Masa yang akan datang demikian pula masa yang telah berlalu sepenuhnya diketahui oleh Allah. Dia tidak pernah dikejutkan oleh apa pun juga.
Oleh karena pengetahuan Allah sangat jauh melampaui pengetahuan kita (lebih tinggi), maka sebagian orang Kristen percaya bahwa pemikiran Allah berbeda secara radikal dalam bentuk dari pemikiran kita. Misalnya: merupakan suatu hal yang umum kalau orang Kristen berpikir bahwa Allah bekerja dengan bentuk logika yang berbeda dengan kita. Konsep ini sangat membantu apabila kita bertemu dengan orang yang suka mencari-cari hal hal yang sukar dalam teologi.
Apabila kita diperhadapkan untuk mengkonfirmasi dua hal yang kontradiksi, maka kita dapat mengatakan bahwa logika Allah berbeda dengan logika kita. Kita dengan tenang dapat berkata: "Ini bisa jadi kelihatan kontradiksi bagi kita, tetapi bagi pikiran Allah tidaklah demikian".
Cara berpikir yang seperti itu merupakan hal yang fatal bagi kekristenan. Alasannya, apabila Allah pada dasarnya memiliki logika yang berbeda dengan kita, sehingga apa yang logis bagi Dia adalah kontradiksi bagi kita, maka kita tidak mempunyai alasan apapun untuk mempercayai setiap kata yang tertulis di Alkitab. Semua yang dikatakan Alkitab dapat berarti hal yang berlawanan bagi Allah. Pada pikiran Allah baik dan jahat dapat memiliki arti yang berbeda dan bisa terjadi anti-Kristus sebenarnya adalah Kristus sendiri.
Pengetahuan Allah yang melampaui pemikiran manusia memungkinkan Dia untuk dapat menyelesaikan misteri yang masih tersembunyi bagi kita. Hal itu berkaitan dengan perbedaan derajat dalam suatu pengetahuan, bukan perbedaan macam logika yang Dia pakai. Allah adalah Allah yang rasional, oleh karena itu Allah pun tidak dapat menerima kontradiksi.
Kemahatahuan Allah juga sejalan dengan kemahakuasaan-Nya. Allah bukan mahatahu oleh karena Ia telah mempelajari alam semesta dengan segala isinya dengan begitu teliti dan menyeluruh. Allah mengetahui segala sesuatu oleh karena Ia yang menciptakan semuanya dan Ia yang menghendaki semuanya terjadi. Sebagai Penguasa yang berdaulat atas seluruh alam semesta, Allahlah yang mengontrol alam semesta ini. Beberapa pakar teologi telah berusaha untuk memisahkan kedua karakter Allah ini, namun tidaklah mungkin bagi Allah untuk mengontrol segala sesuatu tanpa mengetahui segala sesuatu dan tidaklah mungkin bagi Allah untuk mengetahui segala sesuatu tanpa mengontrol semuanya. Sebagaimana halnya dengan atribut Allah yang lain, semua saling bergantung satu dengan yang lain, satu atribut berkaitan dengan keseluruhan atribut Allah yang lain.
Sama halnya dengan kemahakuasaan Allah, maka kemahatahuan Allah pun berkaitan dengan waktu. Pengetahuan Allah adalah mutlak, artinya Allah selalu menyadari segala sesuatu. Intelektual Allah berbeda dengan kita, yaitu Dia tidak perlu diberi informasi terlebih dahulu untuk mengetahui sesuatu. Seperti sebuah data di komputer yang harus dimasukkan terlebih dahulu untuk mengetahui sesuatu. Seperti sebuah data di komputer yang harus dimasukkan terlebih dahulu sebelum dapat dikeluarkan di monitor. Semua pengetahuan selalu diketahui oleh Allah.
Pengetahun Allah akan segala sesuatu sangat jelas dan tuntas, yaitu setajam pedang yang bermata dua. Bagi orang percaya, kenyataan bahwa Allah mengontrol segala sesuatu dan bahwa Ia mengerti, memberikan rasa aman. Allah tidak pernah dibangunkan dengan persoalan-persoalan yang membingungkan kita. Bagi orang yang tidak percaya, doktrin ini menyatakan bahwa mereka tidak dapat menyembunyikan diri dari hadapan Allah. Semua dosa-dosa mereka nyata di hadapan Allah.
Adam berusaha untuk bersembunyi, tetapi tidak ada satu sudut pun dalam alam semesta ini yang berada di luar jangkauan pandangan Allah baik itu pandangan kasih Allah atau pun murka Allah.
Kemahatahuan Allah juga merupakan bagian yang krusial dari janji Allah yang akan menyatakan keadilan di dunia ini. Seorang hakim yang akan menghakimi dengan adil, tentunya dia harus mengetahui semua fakta. Tidak ada bukti yang tersembunyi dari hadapan Allah. Semua peristiwa diketahui oleh Allah. Baca juga doktrin tentang: Kemandirian Allah.
Sumber: Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen.
Penulis: R. C. Sproul.