Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Membuang Penghalang Mendengar Suara Tuhan

Membuang penghalang mendengar suara Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema membuang penghalang mendengar suara Tuhan, diambil dari surat Yakobus. Demikianlah firman Tuhan : “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu” – Yakobus 1:21. Allah yang diberitakan oleh para nabi dan para rasul di dalam Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) adalah Pribadi yang hidup dan berkuasa. Berdasarkan hal itulah, maka Allah memiliki keinginan untuk membangun relasi dan berkomunikasi dengan manusia yang diciptakan serupa dan segambar dengan Dia. Allah tidak pernah ingin berelasi, bersekutu dan berkomunikasi dengan ciptaan lainnya karena memang Allah tidak memberikan kemampuan itu kepada makhluk dan ciptaan lainnya. Hanya manusialah yang dikaruniakan oleh Allah kemampuan untuk berelasi dengan Dia. Itulah relasi secara vertikal antara Allah dan manusia. Komunikasi antara Allah dengan manusia menggunakan audio atau suara. Pesan Allah acap kali disampaikan melalui para nabi dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Baru Allah berkomunikasi melalui audio visual yaitu Pribadi Tuhan Yesus. Setelah Alkitab dikanonkan, maka Allah berkomunikasi melalui Alkitab yang tertulis.
Harus kita akui bahwa komunikasi kita dengan Allah acap kali mendapat gangguan, hambatan dan tidak tersampaikan secara jelas. Gangguan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Sama seperti pada saat kita berkomunikasi dengan sesama melalui smart phone atau hand phone juga acap kali menemui kendali. Salah satu penyebabnya ialah signal yang kita terima atau lawan bicara kita. Akibatnya komunikasi menjadi tidak jelas, terputus-putus dan mengulang. Situasi membuat pesan tidak tersalurkan dengan baik dan pasti tidak diterima dengan jelas. Solusi yang sering kita lakukan untuk memperbaiki saluran komunikasi yaitu mencari posisi sinyal yang memadai. Tujuannya ialah supaya kita dan lawan bicara kita semakin jelas komunikasinya dan pesannya pun tersalurkan dengan baik. Begitu jugalah cara kita untuk berkomunikasi dengan Tuhan supaya kita bisa mendengar suara Tuhan melalui firman-Nya yang tertulis. Kita harus memperbaiki posisi kita dan membuang segala penghalang yang membuat kita tidak bisa mendengarkan suara Tuhan dengan jelas. Pertanyaan penting untuk diajukan ialah apa saja penghalang yang harus kita buang supaya bisa mendengara suara Tuhan dengan jelas? Berdasarkan kebenaran firman Tuhan, maka ada beberapa penghalang yang harus kita buang supaya kita bisa mendengar suara Tuhan dengan jelas, yaitu : 1. Membuang kesombongan dan mengenakan hidup yang rendah hati. Kesombongan adalah karakter iblis yang dihidupi oleh manusia setelah jatuh dalam dosa. Allah sangat menentang dan membeci orang yang sombong dan tinggi hati. Dalam suratnya kepada orang-orang kudus, rasul Yakobus menulis demikian : “Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakana: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” – Yakobus 4:6. 2. Membuang ketakutan dan mengenakan roh keberanian Mengapa orang takut? Jawabannya karena ada dosa yang diperbuatnya sehingga ia takut dihukum, ia bersembunyi dan bahkan melakukan dosa lainnya untuk menutupi ketakutannya. Itulah sebabnya mereka tidak bisa mendengar suara Tuhan dengan jelas karena dosa menghalanginya. Oleh sebab itu, supaya bisa mendengar suara Tuhan dengan jelas, maka kita harus membereskan dosa, membencinya dan membuangnya dari dalam hidup kita. Rasul Paulus menulis kepada anak rohaninya Timotius, demikian : “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” – 2 Timotius 1:7. Sebagai orang yang merindukan untuk mendengarkan suara Allah dengan jelas, maka kita mengenakan keberanian karena roh yang di dalam kita lebih besar dari roh yang ada di dunia ini – 1 Yohanes 4:4. 3. Membuang akar kepahitan dan mengenakan kasih mesra. Dalam interaksi sosial kita acap kali kita mengalami perlakuan yang tidak baik dari sesama kita. Kita diperlakukan dengan tidak adil, hak-hak kita dirampas, kita dihina dan direndahkan dan perlakuan negative lainnya. Semua itu terekam atau tersave dalam hardis dan memori jiwa kita, sehingga menjadi akar kepahitan yang kita biarkan bertumbuh dalam jiwa kita. Dendam, sakit hati, kekecewaan, amarah dan emosi negative lainnya merupakan bahan baku yang membuat akar kepahitan itu membesar dan mencekram jiwa kita. Akibatnya kita tidak bisa mendengar suara Tuhan dengan jernih karena terhalang oleh kepahitan dalam hidup kita. Oleh sebab itu, kita harus membuang semua akar kepahitan tersebut dan mengenakan kasih mesra. Rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada orang-orang percaya, orang kudus-kudus di di kota Efesus dan tentunya juga bagi kita hari ini, demikian : “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” – Efesus 4:32.

Post a Comment for "Membuang Penghalang Mendengar Suara Tuhan"

Translate