Motivasi Hidup Dalam Kesabaran
Motivasi
hidup dalam kesabaran ~ Landasan firman Tuhan untuk tema motivasi
hidup dalam kesabaran diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di kota
Kolose, yaitu Kolose 1:11-20. Tujuan dari tema tentang motivasi hidup dalam
kesabaran, yaitu: 1) supaya setiap orang percaya memiliki motivasi kuat untuk
bertahan di tengah masalah hidup yang kompleks. 2) supaya setiap orang percaya
memiliki motivasi hidup dalam kesabaran karena Tuhan Yesus telah meninggalkan
teladan hidup yang sempurna untuk kita ikuti dalam hidup ini.
Dalam Kolose 1:11-12, rasul
Paulus menulis: “Dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya
untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur
dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam
apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang”.
Melalui
doa Paulus ingin mengajak kita saat ini menyadari bahwa kita memiliki Allah
yang begitu mengasihi kita yaitu Yesus Kristus. Dengan kasihNya itu “Melayakkan
kita untuk mendapat bagian dalam kerajaanNya sebagai orang-orang kudus”.
Dia
“melayakkan – melepaskan – memindahkan – menebus – mengampuni”, bahwa Allah di
dalam Yesus Kristus berbuat untuk keselamatan kita. Itulah Allah yang kita
imani dan yang kita kenal.
Maka
dari itu, dengan pengenalan seperti itu kita diarahkan untuk dapat memahami
apapun kondisi kehidupan yang sedang kita hadapi dan apapun yang akan terjadi,
kita pasti akan menanggungnya dengan “Tekun, Sabar, bersyukur dan bersukacita”
(ay.11-12). Bahwa sukacita seorang Kristen itu adalah sukacita di dalam setiap
keadaan. Iman akan semakin kuat dan bertumbuh ketika kita mengandalkan iman
atas setiap situasi hidup yang kita lalui.
“Tekun,
Sabar, bersyukur dan bersukacita” harus nyata bagi kita dalam menjalani
kehidupan ini. Sebab tidak ada alasan untuk tidak berbuat seperti itu karena
iman kita kepada Allah yang memberi jaminan atas keselamatan kita. Maka apapun
kondisi dan situasi yang kita hadapi ke-empat hal di atas akan tetap bergelora
dalam kehidupan kita. Sebagaimana Mazmur 46: 3 mengatakan “Sebab itu kita tidak
akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam
laut”.
Dalam
nas kita ini, Paulus menerangkan bagi kita untuk mengenal Allah yang kita imani
melalui Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang menciptakan kita dan yang
menjadikan segala sesuatunya. Kita (manusia) yang diciptakan oleh Allah adalah
menurut gambar dan rupaNya (Kej. 1:26), dan kehadiran Allah di tengah-tengah
kehidupan manusia melalui Yesus Kristus memperlihatkan bagaimana Allah itu
menyatakan diriNya dalam rupa manusia.
Supaya melalui Yesus manusia
dapat melihat bagaimana kuasa atas kehidupan ini ada dalam Yesus Kristus Tuhan
kita, bahwa seluruh kepenuhan Allah ada di dalam Dia. Melalui Yesus Kristus
kita dapat melihat dan mengimani kuasa atas kehidupan ada padaNya, bahwa Dia
adalah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati.
Maka
disini Paulus memberi definisi tentang relasi kita dengan Allah adalah hubungan yang
organik, yaitu Kristus adalah kepala dan kita tubuhNya. Menandakan hubungan
yang begitu erat yang ‘tak terpisahkan.
Sebagaimana
Paulus menuliskannya di Roma 8: 35 “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun
hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada
sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun
yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita
dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.
Tidak ada yang dapat
memisahkan kita dari Tuhan, sekalipun itu maut sebab dengan kesatuan kita
dengan Kristus, sebagaimana Kristus bangkit dari antara orang mati demikian
juga kita akan dibangkitkanNya dari kematian.
Sehingga
nas ini mengarahkan kita bahwa selama kita masih hidup dalam dunia ini,
tetaplah untuk: “Tekun” di atas dasar iman yang telah terbangun dalam diri
kita, walau apapun yang akan terjadi ‘tak akan memisahkan kita dari Tuhan.
“Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi Tuhan Allahmu” (Yosua 23:11).
“Sabar” menahan diri tidak gegabah, tetap menguasai diri dalam terang Firman Tuhan, sebab akan tiba waktunya kita menerima buah dari kesabaran kita. “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota” (Amsal 16: 32).
“Bersyukur” atas apapun yang ada dalam hidup kita, sebab bersyukur akan membuat kita mampu melewati hal yang sukar, bersyukur akan membuat kita senantiasa memandang Allah dan menjauh dari ketakutan, sebagaimana Paulus mengatakan: “Mengucap syukurlah dalam segala hal” ( 1 Tes. 5: 18).
“Bersukacita” adalah sikap kita merespon atas apapun yang terjadi, sebab sukacita tidak datang dari perasaan atau pikiran kita tetapi sukacita adalah sinar dari iman yang menyinari hidup kita. “Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan, sekali lagi kukatakan: bersukacitalah” (Filipi 4:4). Demikianlah kita mempertahankan dan menjaga pemberian Allah yang berharga yaitu keselamatan dari kuasa dosa, sehingga pada saatnya kita dilayakkan dalam kerajaanNya.
Post a Comment for "Motivasi Hidup Dalam Kesabaran"
Terima kasih sudah membaca blog ini, silahkan tinggalkan komentar Anda