Keluarga Kristen Yang Bahagia
Keluarga Kristen yang bahagia ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut
diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat Tuhan yang ada di Kolose, yaitu
Kolose 3:12-25. Dalam Kolose 3:14, rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus,
terkait dengan keluarga Kristen yang bahagia, menulis: “Dan di atas semuanya
itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan”.
Dari mata turun ke hati. Tidak ada yang dapat menyangkali indahnya jatuh cinta. Namun, pernikahan bukanlah cerita dongeng atau film romantis, di mana pria dan wanita bertemu dan saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Mungkin kita berpikir, semua kebahagiaan itu cukup untuk menjadi bekal menjalani pernikahan seumur hidup.
Dari mata turun ke hati. Tidak ada yang dapat menyangkali indahnya jatuh cinta. Namun, pernikahan bukanlah cerita dongeng atau film romantis, di mana pria dan wanita bertemu dan saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Mungkin kita berpikir, semua kebahagiaan itu cukup untuk menjadi bekal menjalani pernikahan seumur hidup.
Namun, selayaknya bekal, sebanyak apa pun yang kita miliki, suatu saat
akan habis juga. Di satu titik, apa yang dinamakan “masa bulan madu” berakhir.
Kedua mata pun terbuka lebar. Kita seolah hidup seatap dengan orang asing.
Konflik yang tak kunjung usai bukan hanya merusak hubungan dengan pasangan,
anak-anak pun menjadi korban. Meski ada upaya untuk memperbaiki keadaan, tetapi
semua terasa semakin mustahil.
Keluarga Kristen pun tak terluput dari pola pernikahan yang satu ini. Namun, kabar baiknya, kita hidup dengan iman, bukan kenyataan yang tengah terjadi, apalagi perasaan (2 Kor. 5:7). Perasaan maupun emosi tidak seharusnya mendikte bagaimana kita menjalani pernikahan. Hanya firman Tuhanlah yang seharusnya kita jadikan pedoman untuk menerangi langkah-langkah kita (Mzm. 119:105).
Ayat rhema hari ini pun mengingatkan agar kita mengenakan kasih. “Kenakanlah”, bukan “rasakanlah”. Hal ini mengisyaratkan upaya untuk mengusahakan kasih. Sebab, kasih sejatinya bukan semata soal perasaan, tetapi perbuatan. Bagaimanapun, Tuhan telah menciptakan kita dengan kapasitas untuk mencintai. Tidak ada yang perlu mengajari kita caranya jatuh cinta.
Keluarga Kristen pun tak terluput dari pola pernikahan yang satu ini. Namun, kabar baiknya, kita hidup dengan iman, bukan kenyataan yang tengah terjadi, apalagi perasaan (2 Kor. 5:7). Perasaan maupun emosi tidak seharusnya mendikte bagaimana kita menjalani pernikahan. Hanya firman Tuhanlah yang seharusnya kita jadikan pedoman untuk menerangi langkah-langkah kita (Mzm. 119:105).
Ayat rhema hari ini pun mengingatkan agar kita mengenakan kasih. “Kenakanlah”, bukan “rasakanlah”. Hal ini mengisyaratkan upaya untuk mengusahakan kasih. Sebab, kasih sejatinya bukan semata soal perasaan, tetapi perbuatan. Bagaimanapun, Tuhan telah menciptakan kita dengan kapasitas untuk mencintai. Tidak ada yang perlu mengajari kita caranya jatuh cinta.
Yang perlu kita latih adalah bagaimana jatuh cinta lagi pada orang yang
sama, setiap harinya. Percayalah, saat kita mentaati firman-Nya, Tuhan sendiri
yang akan bekerja. Pertama di dalam diri kita, Dia akan memberikan penghiburan,
pemulihan, dan kekuatan. Kemudian melalui kasih yang kita praktikkan, Dia akan
melembutkan hati pasangan dan mengubahkannya. Apa yang semula tampak mustahil
pun terjadi. Cinta yang padam kembali menyala-nyala dan kebahagiaan dalam keluarga
pun disegarkan kembali.
RENUNGAN
Pembaca yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Pernikahan yang bahagia bukanlah soal JATUH CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA, tetapi tentang JATUH CINTA TERUS-MENERUS SETIAP HARI PADA ORANG YANG SAMA
APLIKASI
1. Bagaimanakah hubungan Anda dengan pasangan saat ini?
2. Mengapa Anda perlu jatuh cinta terus-menerus dengan pasangan Anda?
3. Bagaimana Anda dapat jatuh cinta terus-menerus dengan pasangan Anda?
DOA UNTUK HARI INI
“Bapa yang baik, penuhilah hati kami dengan kasih-Mu. Mampukan kami, agar kami dapat mengenakan kasih dan jatuh cinta terus-menerus pada pasangan kami. Kami rindu kehidupan yang baru, yang segar dan indah, dianugerahkan dalam keluarga kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
RENUNGAN
Pembaca yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Pernikahan yang bahagia bukanlah soal JATUH CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA, tetapi tentang JATUH CINTA TERUS-MENERUS SETIAP HARI PADA ORANG YANG SAMA
APLIKASI
1. Bagaimanakah hubungan Anda dengan pasangan saat ini?
2. Mengapa Anda perlu jatuh cinta terus-menerus dengan pasangan Anda?
3. Bagaimana Anda dapat jatuh cinta terus-menerus dengan pasangan Anda?
DOA UNTUK HARI INI
“Bapa yang baik, penuhilah hati kami dengan kasih-Mu. Mampukan kami, agar kami dapat mengenakan kasih dan jatuh cinta terus-menerus pada pasangan kami. Kami rindu kehidupan yang baru, yang segar dan indah, dianugerahkan dalam keluarga kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”