Translate

Janji Tuhan Harus Dinantikan Dengan Penuh Kesabaran

Janji Tuhan harus dinantikan dengan penuh kesabaran ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari surat Ibrani 6:10-20. Dalam Ibrani 6:15, penulis surat Ibrani dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan janji Tuhan menulis demikian: “Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya”.

Kata “janji” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat (seperti hendak memberi, menolong, datang, bertemu); persetujuan antara dua pihak (masing-masing menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu”.

Jadi, janji Tuhan ialah perkataan yang keluar dari hati dan mulut Tuhan bahwa Ia bersedia dan sanggup untuk melakukan sesuatu, memberi, menolong, mendatangi dan bertemu dengan umat-Nya. Pada sisi lain, janji Tuhan menegaskan bahwa segala sesuatu yang telah diucapkan-Nya pasti akan digenapi-Nya.

Kata “kesabaran” dari kata dasar “sabar” yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah; tenang; tidak tergesa-gesa”. Jadi, kesabaran ialah kemampuan kita untuk tidak mudah menyerah dalam menantikan janji Tuhan digenapi dalam hidup kita.



Ketidaksabaran cenderung membuahkan kesalahan. Ketidaksabaran dalam menantikan sesuatu pun kerap mendorong kita untuk mencari solusi yang kita anggap benar. Untuk sementara, mungkin apa yang kita lakukan terlihat seperti penyelesaian terbaik.

Namun, untuk jangka panjangnya, sering kali keputusan kita malah memperparah situasi hidup bagi kita sendiri dan orang-orang di sekeliling kita. Inilah yang terjadi pada Abraham dan Sara. Mereka tidak sabar menantikan anak yang Tuhan janjikan dan mencari jalan keluar menurut akal pikiran mereka sendiri.

Setelah itu, Abraham memang mendapatkan seorang anak dari hamba yang Sara berikan kepadanya. Namun, bukannya sukacita yang meliputi mereka, tetapi perselisihan besar dalam rumah tangga mereka yang akhirnya malah terjadi.

Hanya oleh anugerah Tuhan, Abraham memperoleh kesempatan kedua untuk memperbaharui imannya. Ia pun belajar dari kesalahannya dan kembali menantikan janji Tuhan dengan hati yang sepenuhnya berserah kepada-Nya. Tuhan memperhitungkan kesabaran Abraham dan pada waktunya, janji itu pun digenapi.

Bukan hanya seorang Ishak, Abraham juga memperoleh suatu bangsa yang seperti taburan bintang di langit, tak terhitung lagi. Bahkan, melalui garis keturunan Ishak, Abraham memperoleh tempat terhormat sebagai nenek moyang Sang Juruselamat, Yesus Kristus, yang terlahir sekitar dua ribu tahun kemudian.

Dari perjalanan iman Abraham, kita dapat mempelajari bahwa waktu kita bukanlah waktu Tuhan. Meski kita sering merasa sekaranglah waktunya janji Tuhan digenapi dalam hidup kita, tetapi pemikiran Tuhan berbeda dengan kita (Yes. 55:8).

Lebih dari yang kita harapkan untuk terjadi, Dia tahu apa yang terbaik bagi kita. Tuhan tidak akan pernah membiarkan pengharapan yang kita labuhkan di dalam-Nya menjadi sia-sia. Percayalah, favor Tuhan ada atas kita. Jika kita bisa menantikan waktu Tuhan dengan sabar, kita pun akan melihat betapa ajaibnya janji Tuhan yang tergenapi dalam hidup kita.

RENUNGAN
Pembaca yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, MENANTILAH dengan SABAR, bukan bersungut-sungut, maka pada waktunya kita akan MENERIMA JANJI TUHAN yang manis, matang, dan penuh

APLIKASI
1. Bagaimanakah sikap Anda dalam menantikan janji Tuhan selama ini? 
2. Mengapa Tuhan ingin Anda menantikan-Nya dengan sabar?
3. Bagaimanakah Anda dapat memperkuat harapan Anda di dalam Kristus?

DOA UNTUK HARI INI
“Bapa yang baik, perbaharuilah iman kami di dalam-Mu. Biarlah kami bisa belajar bersabar selagi menantikan janji-Mu tergenapi dalam hidup kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”