Bagaimana Mengalahkan Ketakutan Dalam Hidup
Rahasia
mengalahkan ketakutan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut
diambil dari 2 Tawarikh 20:1-4. Dalam kehidupan
kita, acap kali kita mengalami ketakutan. Pemicu dari ketakutan itu beragam,
baik terkait dengan pasangan hidup, ekonomi, rumah tangga, pekerjaan, bisnis,
kesehatan, keturunan dan juga pelayanan. Sebagai
manusia biasa, ketika dihadapkan dengan beragam problema tersebut, acap kali
kita menjadi ciut dan takut. Keberanian kita seakan sirna dan kekuatan seakan
tidak bisa menopang kita. Apa yang bisa kita andalkan dalam situasi normal,
seakan tidak dapat membantu kita ketika ada dalam masa krisis.
Yosafat
adalah seorang pemimpin besar. Dia adalah raja di Israel. Tentu sebagai
pemimpin, ia memiliki kemampuan, dan juga skill serta pengetahuan yang memadai.
Sebagai raja, tentu ia memiliki pasukan spesial, tentara yang terlatih dan siap
untuk bertempur. Ada dukungan kuat dari rakyat yang dipimpinnya, yaitu bangsa
Israel. Dari penjelasan tersebut, maka kita bisa mengatakan bahwa sesungguhnya
tidak ada alasan bagi Yosafat untuk takut. Ia punya cukup cukup keberanian dan
memiliki perlengkapan yang memadai serta pasukan dan tentara yang hebat yang
bisa dikerahkannya untuk menghadapi musuh yang datang menyerang mereka.
Namun,
menarik untuk kita perhatikan, bahwa semua yang bisa diandalkan, yang bisa
digunakan dan bisa dikerahkan untuk menghadapi musuh, sepertinya tidak dapat
dilakukan oleh Yosafat sebagai seorang raja. Pasukan elite, tentaran dan
pasukan berkuda bahkan segenap bangsa Israel pun tidak membuat nyali Yosafat
sebagai raja kuat.
Justru sebaliknya,
ketika dia mendengar berita bahwa musuh kini datang untuk menyerang, Yosafat
mengalami gangguan psikolgis dan mental yang luar biasa. Ia menjadi lemah dan
dirundung oleh ketakutan. Kendati demikian, Yosafat tidak dikuasai oleh
ketakutannya. Ia melakukan reaksi dan tindakan yang membawanya kepada suatu
kemenangan.
Pertanyaan
penting untuk direnungkan ialah: "Apa rahasianya sehingga Yosafat bisa
mengalahkan ketakutannya?" Berdasarkan firman Tuhan dalam 2 Tawarikh
20:1-4, maka kita menemukan beberapa hal yang menjadi kunci kemenangan Yosafat
mengalahkan rasa takutnya, yaitu:
1. Ia memutuskan untuk mencari Tuhan.
1. Ia memutuskan untuk mencari Tuhan.
Dalam
ketakutannya terhadap musuh yang sedang menuju untuk menyerangnya, Yosafat
tidak panik. Ia mengumpulkan pengalaman rohaninya dan memutuskan untuk mencari
Tuhan dengan segenap hatinya. "Yosafat menjadi takut,
lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN".
Sebagai
seorang pemimpin dan seorang raja, dalam ketakutannya ternyata Yosafat tidak
melupakan Yahweh Elohim (Tuhan Allahnya). Ia mendekatkan diri kepada Sang
Sumber kekuatan sejati yang tidak bisa dikalahkan oleh apa dan siapapun. Tentu
ada janji Tuhan bahwa setiap umat-Nya yang mencari Dia dengan sungguh-sungguh,
maka pasti ia akan mendapatkannya.
Dalam Yesaya 55:6, yesaya menulis: "Carilah TUHAN selama Ia
berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!". Tuhan
senantiasa bisa ditemui kapan pun, di mana pun dan dalam situasi dan kondisi
bagaimana pun. Yosafat mengetahui akan hal itu, karenanya ia memutuskan untuk
mencari Tuhan di tengah ancaman musuh yang menakutkan karena dia tahu bahwa
ketika ia dekat kepada Tuhan Allahnya, maka ia akan mendapatkan kekuatan dan
keberanian.
Demikian
juga dengan kita, ketika kita mengalami ketakutan dalam hidup ini, jangan
panik. Tapi kumpulkan segenap pengalaman rohani dan putuskanlah untuk mencari
Tuhan dan mendekatkan diri kita kepada-Nya. Ketika kita melakukannya, maka kita
pasti mendapatkan kekuatan dan keberanian yang kita butuhkan untuk mengalahkan
rasa takut kita.
2. Ia mengajak segenap umat untuk berdoa dan berpuasa di hadapan Tuhan.
2. Ia mengajak segenap umat untuk berdoa dan berpuasa di hadapan Tuhan.
Dalam
ketakutan yang dialaminya sebagai pemimpin dan raja, Yosafat selain ia
memutuskan untuk mencari Tuhan secara pribadi, ia juga mengajak segenap bangsa
Israel untuk berdoa dan berpuasa di hadapan Tuhan meminta pertolongan dari-Nya.
“Ia menyerukan
kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta
pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk
mencari TUHAN”. Yosafat tidak menyerukan supaya bangsa
Israel bangkit memanggul senjata untuk berperang melawan musuh yang sedang
menuju ke wilayah kekuasaanya untuk menyerang mereka. Justru Yosafat berseru
memanggil umat Israel untuk ada id hadapan Tuhan, memohon belas kasihan,
perkenanan dan pertolongan dari Tuhan dalam doa dan puasa yang mereka lakukan.
Yosafat
tidak melakukan peperangan secara fisik. Ia tidak memerintahkan bangsa Israel
untuk melawan musuh dengan kekuatan kedagingan. Tetapi, Yosafat memerintah
bangsa Israel untuk berperang di alam spiritual dengan mengandalkan Yahweh
Elohim sebagai sumber kekuatan, keberanian dan kemenangan. Yosafat bersama
Israel mengundang Tuhan hadir di tengah-tengah mereka karena mereka tahu bahwa
ketika Tuhan hadir di tengah-tengah mereka, maka sesuatu pasti terjadi.
Nabi Zefanya
menulis: "TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi
kemenangan" - Zefanya 3:17. Tuhan adalah Pahlawan yang gagah
perkasa dan sanggup memberikan kemenangan bagi umat-Nya.
Demikian
juga dengan kita ketika kita mengalami ketakutan dalam hidup ini, jangan
menyerah dan putus asa. Mintalah dukungan doa dan puasa dari orang lain. Bangun
relasi rohani dengan sesama tubuh Kristus karena ketika kita bersatu berseru
kepada Tuhan, maka kita pasti bisa mengalahkan ketakutan kita. Amin