Translate

Menderita Bagi Kristus Bukanlah Pilihan

Menderita bagi Kristus bukanlah pilihan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari surat rasul Paulus kepada orang Kristen yang ada di kota Korintus. Rasul Paulus menulis: “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” – 1 Korintus 9:16.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang Kristen yang di kota Filipi menjelaskan bahwa kepada mereka dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan untuk menderita untuk Dia. Secara lengk
ap rasul Paulus menulis: “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” – Filipi 1:29.

Berdasarkan kutipan firman Tuhan yang ditulis oleh rasul Paulus di atas, maka kita memahami bahwa memang menderita bagi Kristus itu bukanlah suatu pilihan melainkan suatu keharusan. Artinya, kita yang percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, maka kita pasti mengalami penderitaan sama seperti Kristus juga telah mengalami penderitaan yang hebat demi keselamatan kita.



Menjelang Paskah, Siska menonton pemutaran film “The Passion of the Christ” di gereja. Air matanya terus mengalir. Siska begitu tersentuh melihat betapa Yesus mau berkorban untuk kita. Bukan di saat kita menjadi orang yang taat, tetapi justru ketika manusia banyak berbuat dosa. Dia yang tidak bernoda, mau menanggung semua akibat dari dosa dan kesalahan kita.

Dia disiksa dengan kejam dalam tubuh manusia-Nya. Tubuh dari darah dan daging yang sama dengan kita. Siska tidak dapat membayangkan betapa kesakitan dan menderitanya Yesus. Dia dihina dan diejek sampai akhirnya mati di atas kayu salib. Dia membayar lunas dan menebus kita yang seharusnya binasa dengan darah-Nya yang sangat mahal yang tercurah di atas kayu salib.

Pembaca yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, jika kita mengerti besarnya anugerah keselamatan yang kita terima, bisakah kita hanya tinggal diam berpangku tangan? Tidakkah di dalam hati kita akan timbul keinginan untuk membalas cinta kasih-Nya dan melayani-Nya? Seperti Rasul Paulus yang menjadikan pelayanan dan pemberitaan Injil sebagai prinsip hidupnya. Panggilan yang tidak bisa ditolaknya.

Sebab, ia mengerti besarnya kerinduan hati Tuhan Yesus terhadap jiwa-jiwa terhilang yang membuat-Nya bertahan sampai akhir di kayu salib. Ya, Paulus menyadari keselamatan itu bukan untuk disimpan sendiri. Ia ingin banyak orang juga merasakan indah kasih karunia-Nya.

Dalam pelayanan dan pemberitaan Injil, kita mungkin akan menemui berbagai kesulitan. Kesibukan kerja, urusan keluarga, bahkan cuaca buruk bisa dipakai iblis untuk menghalangi kita. Semua itu dapat membuat kita malas untuk memberitakan Injil. Namun, seperti Paulus, hendaknya kita menyadari, melayani dan memberitakan Injil bukan sebuah pilihan, tetapi suatu keharusan.
Jangan tawar-menawar dengan iblis. Masih banyak jiwa di luar sana yang membutuhkan keselamatan. Ini adalah panggilan Tuhan secara pribadi kepada kita. Bukan karena KKS atau gereja yang mengharuskan kita, tetapi Tuhan ingin kita bergerak karena kemauan kita sendiri.

RENUNGAN

Bagi kita, MEMIKUL SALIB bukanlah pilihan, tetapi KEHARUSAN yang TIDAK BISA DITAWAR lagi

APLIKASI
1. Mengapa memikul salib semestinya tidak menjadi pilihan, tetapi keharusan bagi Anda? 
2. Apakah Anda tergerak untuk melayani dan memberitakan Injil bagi Tuhan? Di bidang apa Anda ingin melayani-Nya?
3. Langkah apa yang bisa Anda ambil untuk bisa melayani dan memberitakan Injil?

DOA UNTUK HARI INI
“Bapa, kami sangat berterima kasih, Engkau telah menyelamatkan hidup kami. Izinkanlah kami untuk melayani-Mu. Pakailah hidup kami dan semua kemampuan terbaik kami untuk memenangkan jiwa-jiwa yang terhilang dan belum mengenal-Mu, ya, Bapa. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin”