Perlu Memperhatikan Petunjuk Ke Sorga
Perlu memperhatikan petunjuk ke sorga ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut
diambil dari Injil Yohanes 14:6: “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku”.
Kutipan firman Tuhan di atas, sangat tegas, jelas dan lugas bahwa
sesungguhnya tidak ada cara dan jalan lain yang bisa mengarahkan, menuntun,
membimbing dan membawa manusia kembali kepada kecuali jalan satu-satunya ialah
melalui Yesus Kristus.
Salah satu terjemahan Al-Fatihah 1:6 ialah: Bimbing (antar) lah kami (memasuki)
jalan lebar dan luas (Tafsir Al-Mishbah, M. Q. Shihab,
74). Jika memang manusia tahu jalan lebar dan luas itu, tentulah pernyataan
dalam tafsir tersebut tidak berkata seperti itu. Namun, faktanya bahwa pada
dasarnya manusia tidak mengetahui jalan lebar dan luas itu. Di sini kita
menemukan bahwa manusia itu lemah dan membutuhkan petunjuk.
Setiap hari polisi kota berusaha membimbing lalulintas ke jalan-jalan
yang benar. Untuk berbuat ini DPU bekerjasama dengan polisi lalulintas
memasang rambu-rambu lalulintas. Pengemudi yang bijak akan memperhatikan dengan
saksama rambu-rambu tersebut. Karena hanya dengan cara demikianlah, para
pengemudi tidak salah arah, tidak salah jalan dan tindak melanggar lalulintas,
sehingga mereka bisa sampai ke tujuan dengan selamat.
Allah memberi tanda untuk membimbing kita kepada "jalan yang lebar dan
luas." Ia berfirman kepada Siti Maryam
bahwa Isa Al-Masih menjadi tanda bagi
manusia."... Kami
(Allah) menjadikannya (Isa Al-Masih) suatu tanda bagi manusia ..."(Qs
19:21). Isa adalah tanda (petunjuk) yang dapat membimbing kita kepada
Allah.
Isa Al-Masih, sesudah kebangkitan-Nya, menegur dua murid-Nya, "Hai kamu orang bodoh, betapa
lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu [tanda-tanda],
yang telah dikatakan para nabi" (Injil, Lukas 24:25)!
Satu tanda yang dikatakan Nabi Yesaya ratusan tahun sebelum Isa Al-Masih
menjelma menjadi manusia adalah: " Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah
menimpakan [melalui penyaliban-Nya] kepadanya [Isa
Al-Masih] kejahatan
kita sekalian" (Kitab Nabi Yesaya 53:6).