Translate

Benarkah Allah Itu Ada?

1. BENARKAH ALLAH ADA?
Singmund Freud seorang psikoanalisis dalam bukunya “The Future of an Ilussion”, mengatakan, “Dalam dunia penuh bahaya, manusia diliputi rasa takut. Karena manusia membutuhkan rasa aman, dia mengharapkan ada kekuatan yang lebih besar
dari dirinya untuk tempat dia bergantung; maka manusia membayangkan akan adanya Allah”.

Berikut beberapa argumentasi sebagai pembuktian akan adanya Allah:
A. Argumentasi Teleologi. kata “teleogi” berasal dari bahasa Yunani “teleos” yang artinya , “hasil yang sempurna”. Karena ada kebaikan, maka pasti ada kebaikan yang sempurna.
B. Argumentasi Estetis : Karena ada keindahan, pastilah ada patokan sempurna akan keindahan.
C. Argumentasi Moral : Bila manusia sering mempertentangkan “benar atau salah”, berarti ada kebenaran yang absolut. bila sesuatu itu benar dan yang lain salah, pasti ada pribadi yang menentukan mana yang benar dan mana yang salah.
D. Argumentasi Kosmologi : Argumentasi ini menyimpulkan bahwa “seseorang” telah menciptakan alam semesta ini. Setiap akibat dapat diusut dari sebab; ada ciptaan, pasti ada yang mencipta.
E. Argumentasi Kehendak : Di hadapan manusia banyak pilihan dan manusia memiliki kehendak, juga dia memiliki kemampuan untuk membuat keputusan namun itu terbatas. tentu ada kehendak tanpa batas.

2. PENYATAAN ALLAH
Artinya : Cara Allah menyatakan keberadaan-Nya.
Ada 2 cara yang melaluinya Allah menyatakan diri-Nya, yaitu Penyataan Umum dan penyataan Khusus.


A. Penyataan Umum
Ciri khas penyataan umum, dinyatakan kepada semua orang.
1. Jangkauannya umum, yaitu mencakup semua orang (Mat. 5:45 ; Kis. 14:17).
2. Geografinya umum, meliputi seluruh dunia (Mzm 19:1-3)
3. Metodologinya umum, yaitu menggunakan cara-cara universal seperti panas matahari (Mzm 19:4-7), hati nurani manusia (Rm. 2:14-16)
4. Berkat Umum = Kesehatan, kekuatan, nafas hidup
B. Pernyataan Khusus
Ciri khas penyataan khusus, dinyatakan kepada orang-orang khusus (tidak kepada semua orang).
1. Undi (Ams. 16:33; Kis. 1:21-26)
2. Urim dan Tumim (Kel. 28:30; Bil 27:21; Ezr 2:63)
3. Theofani (Kej. 17:1, 26:2; 33:11)
4. Mimpi (Kej 20:3,6; Mat. 1:20)
5. Malaikat (Dan 9:20,21; Luk. 2:10,11)
6. Para nabi (Kel. 4:11,12; 2 Ptr 1:21)
7. Yesus Kristus (Yoh. 1:18, 14:9; Kol 2:9)

3. HAKEKAT ALLAH
A. Allah itu Roh adanya (Yoh. 4:24); Tak seorang pun pernah melihat Allah (Yoh. 1:18); Dia bersemayam dalam terang yang tak terhampiri (1 Tim. 6:16).
B. Allah adalah Pribadi : Memperhatikan, mengetahui, melihat, mendengar, bertindak, mengutus (Kel. 3:7-12; Yes 44:24). Apabila Alkitab berbicara tentang, mata Allah, tangan Allah, pendengaran Allah dst, Alkitab menggunakan apa yang disebut ” antropomorphisme”, dari kata “antropos” (manusia), dan “morphe” (bentuk); membicarakan Allah dalam
istilah manusia.
C. Nama Allah : Kata “Allah” berasal dari bahasa Arab yang berarti “Ilah yang itu”. Dalam KBBI, kata Allah adalah nama Tuhan dalam bahasa Arab. Dalam Alkitab ada beberapa nama yang mengacu pada pribadi Allah:

1. Elohim. Arti kata “Elohim”, dari akar kata yang berarti “kuat”; bahwa Dia adalah yang kuat, Pemimpin yang perkasa.

2. Yahwe :
a. Yahwe Jireh (Kej 22:14 “Allah yang menyediakan”)
b. Yahwe Nissi (Kel. 17:15, “Allah adalah panji-panjiku”)
c. Yahwe Syalom (Hab 6: 24 “Allah adalah damai sejahtera”)
d. Yahwe Tsidkenu (Yer. 23:6, “Allah adalah keadilan kita”)
e. Yahwe Sabbaoth (1 Sam. 1:3, “Allah semesta alam”)

3. El :
a. El Elyon (Kej 14:19, “El Yang Mahatinggi)
b. El Shaddai (Kej. 17:1, “El Yanga Mahakuasa)
c. El Olam (Kej. 21:33, “El Yang Mahakekal”)
3. Adonay
Kata ini memiliki arti : Tuhan, Tuan, pemilik (Kej. 19:2, 40:1; 1 Sam 1:15); menekankan otoritas Allah yang mutlak.

4.  SIFAT ALLAH
A. Sifat non moral
1. Mahahadir/omnipresent (Yer. 23:23, 24; Mzm. 139:7-12).
Allah hadir dimana-mana dengan seluruh keberadaan-Nya. Mahahadir berbeda dari konsep “panteisme: yang mengatakan bahwa “Allah adalah pikiran atau jiwa alam semesta”. Mahahadir juga bukan berarti ” Allah menembus seluruh alam semesta tetapi tidak dihabiskan oleh alam semesta”.

2. Mahatahu/omniscience (Ayub 11:7, 8; Yes. 40:28)
Allah mengetahui segala sesuatu, yang sebenarnya dan mungkin, tanpa kesulitan dan sama baiknya. karena Allah mengetahui segalanya dengan sempurna, Ia tidak mengetahui sesuatu lebih baik daripada yang lain, tetapi semuanya diketahui sama baik Ia tak pernah menemukan sesuatu.

3. Mahakuasa/omnipotence (Kej. 18:14; Ayub 42:2; Luk 1:37)
Karena kemahakuasaan-Nya, Allah dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Ada hal-hal yang tidak dapat dilakukan Allah karena bertentangan dengan sifat-Nya.

4. Kekal (Kej. 21:33; Mzm 90:2)
Sifat kekekalan Allah berarti bahwa Allah selalu ada dan tak pernah berakhir. keberadaan-Nya tak berujung baik ke masa silam, maupun ke masa depan.

B. Sifat moral :
1. Kudus (Im 11:44,45; Yos. 24:19; Mzm 22:4; Yes 40:25; Yoh. 17:11)
Allah berbeda dari segala ciptaan ; Dia terpisah dari segala dosa dan kejahatan moral.

2. Adil (Mzm. 11:7, 19:9; Dan 9:7)
Keadilan berkenaan dengan hukum , moralitas, dan peradilan. Dalam hubungan dengan diri-Nya, Allah adalah adil; yaitu, tidak ada hukum, baik di dalam diri-nya maupun yang dibuat-nya sendiri, yang dilanggar oleh sesuatu dalam sifat-Nya.

3. Benar (Mzm. 116: 5; Nah 1:3; Yoh. 17:3)
Mengatakan bahwa Allah benar, dalam pengertian yang paling luas, bahwa Ia konsisten dengan diri-Nya sendiri, bahwa Ia adalah semua sebagaimana seharusnya, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya sebagaimana seharusnya, dan bahwa Ia dan pernyataan-Nya adalah sepenuhnya dapat dipercaya.

4. Kasih (1Yoh. 4:8,16)
Kasih adalah sifat hakiki Allah, sehingga dapar dikatakan bahwa kasih dapat dianggap sebagai pokok yang mendasari pendekatan Allah kepada manusia.

Pdt. Asi Hutabarat, M.Th.