Doktrin Keselamatan
3. Kitab suci adalah tuntunan agar manusia berdosa beroleh keselamatan - Roma 10:11.
Tuhan mewahyukan kitab suci atau Alkitab kepada manusia bukan sebagai kenang-kenangan, melainkan buku panduan. Alkitab bukan pula sebagai buku yang hanya dibaca untuk diketahui, tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Mat.7:24-27; Yak.1:22-25. Sesungguhnya, kitab suci adalah buku panduan atau penuntun bagi manusia berdosa untuk percaya dan beriman kepada Yesus - Roma 1:16-17; 10:11,17; Ef.1:13. Namun, kitab suci apakah yang dimaksudkan oleh rasul Paulus dalam Roma 10:11 itu? Apakah kitab suci sudah dibukukan lengkap seperti keberadaan Alkitab pada masa kini? Tentu saja kitab suci yang dimaksudkan oleh Paulus adalah Perjanjian Lama karena pada saat itu kitab-kitab Perjanjian Baru belum ada. Namun, Paulus memberikan kepada kita pengertian rohani yang lebih dalam tentang kitab suci. Rasul Paulus memandang kitab suci itu bukan semata kitab yang tertulis, melainkan Pribadi yang berinkarnasi. Ia memandang perkataan Allah atau "firman" sebagai "Kristus". Kitab suci adalah firman tentang iman, yang dekat, tersedia (Roma 10:8) dan dapat diperoleh oleh siapa saja (Roma 10:11-13). Firman Kristus itu harus diberitakan - Roma 10:8 sehingga orang yang mendengarnya dapat menjadi orang beriman dan bertumbuh secara rohani - Roma 10:17 band. Ef.1:13; 2 Tim.3:15-17.
Firman Allah adalah kebenaran Allah dan suatu unit daya atau kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16-17. Ada kuasa Allah dalam kata-kata yang tersurat dalam kitab suci. Kata-kata itu dapat berpindah ke akal, hati, dan berwujud dalam perbuatan. Barangsiapa yang membacanya berpotensi menjadi orang percaya karena beroleh penghayatan perihal ketidakmampuannya dalam mengatasi persoalan dosa. Kesadaran akan persoalan dosa dan kebutuhan akan Juruselamat mendorong tindakan untuk beriman kepada Yesus Kristus secara pribadi. Sebagai dampaknya, ia beroleh penebusan dan pemeteraian Roh Kudus yang merupakan jaminan keselamatan yang akan diterimanya (Band Ef.1:7, 13-14.
Kitab suci adalah kabar baik tentang karya penyelamatan Yesus Kristus. Oleh karena itu, kita harus mempelajari dan menghayati maknanya serta bersedia diutus untuk mengabarkan kabar baik itu sehingga mereka yang mendengarnya menjadi percaya. Begitu mulia dan pentingnya misi mengabarkan kabar baik itu sehingga ada ungkapan surgawi yang berkata, "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik" - Roma 10:15.
Pemahaman yang benar perihal anugerah penebusan yang diajarkan oleh Alkitab memberi kesadaran secara pribadi bahwa kuasa dosa tidak lagi dapat menguasainya. Orang yang diselamatkan bukan tidak bisa berdosa, tetapi tidak lagi dikuasai dosa. Statusnya bukan lagi terbelenggu oleh kuasa dosa melainkan mampu membelenggu keinginan dagingnya untuk tidak berbuat dosa. Dan setiap orang percaya yang menjadikan Alkitab sebagai tuntunan hidupnya akan senantiasa mengupayakan untuk hidup dalam kekudusan. Pola hidup seperti itu akan mengikis dan melarutkan hasrat untuk berdosa seiring dengan pemahamannya yang benar tentang firman Allah.
Tuhan mewahyukan kitab suci atau Alkitab kepada manusia bukan sebagai kenang-kenangan, melainkan buku panduan. Alkitab bukan pula sebagai buku yang hanya dibaca untuk diketahui, tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Mat.7:24-27; Yak.1:22-25. Sesungguhnya, kitab suci adalah buku panduan atau penuntun bagi manusia berdosa untuk percaya dan beriman kepada Yesus - Roma 1:16-17; 10:11,17; Ef.1:13. Namun, kitab suci apakah yang dimaksudkan oleh rasul Paulus dalam Roma 10:11 itu? Apakah kitab suci sudah dibukukan lengkap seperti keberadaan Alkitab pada masa kini? Tentu saja kitab suci yang dimaksudkan oleh Paulus adalah Perjanjian Lama karena pada saat itu kitab-kitab Perjanjian Baru belum ada. Namun, Paulus memberikan kepada kita pengertian rohani yang lebih dalam tentang kitab suci. Rasul Paulus memandang kitab suci itu bukan semata kitab yang tertulis, melainkan Pribadi yang berinkarnasi. Ia memandang perkataan Allah atau "firman" sebagai "Kristus". Kitab suci adalah firman tentang iman, yang dekat, tersedia (Roma 10:8) dan dapat diperoleh oleh siapa saja (Roma 10:11-13). Firman Kristus itu harus diberitakan - Roma 10:8 sehingga orang yang mendengarnya dapat menjadi orang beriman dan bertumbuh secara rohani - Roma 10:17 band. Ef.1:13; 2 Tim.3:15-17.
Firman Allah adalah kebenaran Allah dan suatu unit daya atau kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16-17. Ada kuasa Allah dalam kata-kata yang tersurat dalam kitab suci. Kata-kata itu dapat berpindah ke akal, hati, dan berwujud dalam perbuatan. Barangsiapa yang membacanya berpotensi menjadi orang percaya karena beroleh penghayatan perihal ketidakmampuannya dalam mengatasi persoalan dosa. Kesadaran akan persoalan dosa dan kebutuhan akan Juruselamat mendorong tindakan untuk beriman kepada Yesus Kristus secara pribadi. Sebagai dampaknya, ia beroleh penebusan dan pemeteraian Roh Kudus yang merupakan jaminan keselamatan yang akan diterimanya (Band Ef.1:7, 13-14.
Kitab suci adalah kabar baik tentang karya penyelamatan Yesus Kristus. Oleh karena itu, kita harus mempelajari dan menghayati maknanya serta bersedia diutus untuk mengabarkan kabar baik itu sehingga mereka yang mendengarnya menjadi percaya. Begitu mulia dan pentingnya misi mengabarkan kabar baik itu sehingga ada ungkapan surgawi yang berkata, "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik" - Roma 10:15.
Pemahaman yang benar perihal anugerah penebusan yang diajarkan oleh Alkitab memberi kesadaran secara pribadi bahwa kuasa dosa tidak lagi dapat menguasainya. Orang yang diselamatkan bukan tidak bisa berdosa, tetapi tidak lagi dikuasai dosa. Statusnya bukan lagi terbelenggu oleh kuasa dosa melainkan mampu membelenggu keinginan dagingnya untuk tidak berbuat dosa. Dan setiap orang percaya yang menjadikan Alkitab sebagai tuntunan hidupnya akan senantiasa mengupayakan untuk hidup dalam kekudusan. Pola hidup seperti itu akan mengikis dan melarutkan hasrat untuk berdosa seiring dengan pemahamannya yang benar tentang firman Allah.