Doktrin Keselamatan
Doktrin keselamatan - Keselamatan adalah kebutuhan manusia yang utama, tetapi sering diabaikan dan dipandang remeh oleh manusia. Manusia bukan hanya hidup untuk masa kini, tetapi masih ada kehidupan setelah kematian. Kita diciptakan untuk hidup selama-lamanya. Dan Tuhan menginginkan kita untuk bersama-sama dengan Dia di surga. Keselamatan adalah tema utama dalam Alkitab. Kitab-kitab dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru membicarakannya secara saksama. Dalam Perjanjian Baru, keselamatan berarti pembebasan dari dosa. Tiga aspek akan terwujud bila seseorang meresponi keselamatan di dalam Yesus Kristus, yaitu terbebas dari kuasa dosa, terbebas dari noda dosa dan terbebas dari hukuman dosa.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: "Apakah yang diajarkan oleh Alkitab mengenai keselamatan?" Berdasarkan pengajaran atau doktrin Alkitab, maka ada beberapa kebenaran yang disajikan di dalam Alkitab seputar doktrin keselamatan, yaitu:
1. Yesus adalah Tuhan yang menyelamatkan manusia berdosa - Roma 10:9a.
Kata "Tuhan" dalam ayat itu diterjemahkan dari kata benda Yunani, yaitu kurios, yang dapat diartikan: Tuhan, Tuan, atau Pemilik. Kurios adalah istilah Yunani yang paling banyak mengandung pengertian "kekuasaan". Pengertiannya menunjuk pada penguasa tertinggi dalam pemerintahan, misalnya kaisar atau ketua dewan ekklesia di Athena. Atau ini bisa menunjuk pada seseorang yang memiliki kuasa untuk membuat keputusan, misalnya hakim, komandan perang, atau orang saleh yang memutuskan nilai-nilai moral yang luhur. Dalam masyarakat Yunani kuno, kurios juga diperuntukkan kepada dewa dan dewi. Sementara di kalangan masyarakat Romawi kuno, kaisar dipanggil Tuhan atau Kurios--dominus ac deus.
Di satu sisi kata kurios bisa menunjuk pada manusia biasa dalam kapasitasnya sebagai pemilik kebun anggur (Mat.20:8; 21:40; Mrk. 12:9; Luk.20:13; 19:33), majikan (Mat.6:24; Yoh.13:16; 15:20), pemilik harta benda (Gal.4:1), atau kepala rumah tangga (1 Pet.3:6). Di sisi lain, penggunaan istilah kurios juga menunjukkan keilahian dalam arti yang semurni-murninya. Ada 150 kali istilah kurios dipakai untuk Allah. Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bersama-sama menggunakan istilah Tuhan atau kurios untuk Allah.
Fakta kebangkitan Yesus dari kematian tidak diragukan oleh gereja mula-mula sebagai bukti bahwa Dia adalah Tuhan atau kurios yang sesungguhnya. Itulah nama yang patut diberikan kepada Yesus sesudah kebangkitan-Nya. Jadi, pengertian Tuhan atau kurios bagi Yesus sebenarnya menunjukkan kepada Yesus yang bangkit dan hidup selama-lamanya. Hal itulah yang menjadi alasan penggunaan kata kurios dalam Roma 10:9a sebagai penegasan keilahian Yesus Kristus di mana Dia bangkit dari kematian dan hidup selama-lamanya. Jika Yesus tidak bangkit dari kematian, penyebutan Tuhan atau kurios bagi Yesus hanya nonsens belaka; akan hanya berarti sebutan biasa. Itu sebabnya penyebutan Tuhan atau kurios kepada Yesus sangat tepat dan memiliki bobot teologis yang utuh karena hanya Tuhan yang tidak dapat dikalahakn oleh kematian.
Makna lain dari istilah kurios juga menunjukkan jabatan Yesus sebagai Mesias. Tuhan atau kurios adalah Mesias yang memiliki pengertian "Raja kebesaran yang diurapi" - Luk.2:11; Kis.2:36 dan juruselamat yang menebus dosa untuk menyelamatkan umat manusia (band. 2 Pet.1:11; 3:2, 18). Bila diartikan secaera komprehensif, Mesias adalah seorang yang mendapat tugas khusus -- yang diurapi untuk pelaksanaan tugas khusus -- melepaskan atau menyelamatkan umat manusia milik kepunyaan Allah. Jadi, penggunaan istilah Tuhan atau kurios dalam ayat ini sebagai suatu penegasan bahwa Yesus adalah Allah yang sesungguhnya yang berinisiatif atau berprakarsa untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.
Mungkin dalam hati Anda bertanya, "Mengapa harus Allah yang menyelamatkan manusia berdosa? Bukankah manusia itu sendiri yang bertanggung jawab atas perbuatan dosanya?" Setelah manusia jatuh dalam dosa, Allah menetapkan master plan atau rencana akbar untuk menyelamatkan manusia (Kejadian 3:15, sekaligus menjatuhkan hukuman atas dosa yang telah diperbuat manusia (Kejadian 3:16-19. Semuanya itu dilakukan Allah atas dasar kasih-Nya yang besar atas umat manusia ciptaan-Nya - Yoh.3:16 karena pada dasarnya manusia tidak memiliki kemampuan secara pribadi untuk menyelesaikan permasalahan dosa. Karena itu, sangat tepat untuk mengatakan bahwa keselamatan atas manusia berdosa adalah prakarsa dan inisiatif Allah bukan usaha manusia.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: "Apakah yang diajarkan oleh Alkitab mengenai keselamatan?" Berdasarkan pengajaran atau doktrin Alkitab, maka ada beberapa kebenaran yang disajikan di dalam Alkitab seputar doktrin keselamatan, yaitu:
1. Yesus adalah Tuhan yang menyelamatkan manusia berdosa - Roma 10:9a.
Kata "Tuhan" dalam ayat itu diterjemahkan dari kata benda Yunani, yaitu kurios, yang dapat diartikan: Tuhan, Tuan, atau Pemilik. Kurios adalah istilah Yunani yang paling banyak mengandung pengertian "kekuasaan". Pengertiannya menunjuk pada penguasa tertinggi dalam pemerintahan, misalnya kaisar atau ketua dewan ekklesia di Athena. Atau ini bisa menunjuk pada seseorang yang memiliki kuasa untuk membuat keputusan, misalnya hakim, komandan perang, atau orang saleh yang memutuskan nilai-nilai moral yang luhur. Dalam masyarakat Yunani kuno, kurios juga diperuntukkan kepada dewa dan dewi. Sementara di kalangan masyarakat Romawi kuno, kaisar dipanggil Tuhan atau Kurios--dominus ac deus.
Di satu sisi kata kurios bisa menunjuk pada manusia biasa dalam kapasitasnya sebagai pemilik kebun anggur (Mat.20:8; 21:40; Mrk. 12:9; Luk.20:13; 19:33), majikan (Mat.6:24; Yoh.13:16; 15:20), pemilik harta benda (Gal.4:1), atau kepala rumah tangga (1 Pet.3:6). Di sisi lain, penggunaan istilah kurios juga menunjukkan keilahian dalam arti yang semurni-murninya. Ada 150 kali istilah kurios dipakai untuk Allah. Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bersama-sama menggunakan istilah Tuhan atau kurios untuk Allah.
Fakta kebangkitan Yesus dari kematian tidak diragukan oleh gereja mula-mula sebagai bukti bahwa Dia adalah Tuhan atau kurios yang sesungguhnya. Itulah nama yang patut diberikan kepada Yesus sesudah kebangkitan-Nya. Jadi, pengertian Tuhan atau kurios bagi Yesus sebenarnya menunjukkan kepada Yesus yang bangkit dan hidup selama-lamanya. Hal itulah yang menjadi alasan penggunaan kata kurios dalam Roma 10:9a sebagai penegasan keilahian Yesus Kristus di mana Dia bangkit dari kematian dan hidup selama-lamanya. Jika Yesus tidak bangkit dari kematian, penyebutan Tuhan atau kurios bagi Yesus hanya nonsens belaka; akan hanya berarti sebutan biasa. Itu sebabnya penyebutan Tuhan atau kurios kepada Yesus sangat tepat dan memiliki bobot teologis yang utuh karena hanya Tuhan yang tidak dapat dikalahakn oleh kematian.
Makna lain dari istilah kurios juga menunjukkan jabatan Yesus sebagai Mesias. Tuhan atau kurios adalah Mesias yang memiliki pengertian "Raja kebesaran yang diurapi" - Luk.2:11; Kis.2:36 dan juruselamat yang menebus dosa untuk menyelamatkan umat manusia (band. 2 Pet.1:11; 3:2, 18). Bila diartikan secaera komprehensif, Mesias adalah seorang yang mendapat tugas khusus -- yang diurapi untuk pelaksanaan tugas khusus -- melepaskan atau menyelamatkan umat manusia milik kepunyaan Allah. Jadi, penggunaan istilah Tuhan atau kurios dalam ayat ini sebagai suatu penegasan bahwa Yesus adalah Allah yang sesungguhnya yang berinisiatif atau berprakarsa untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.
Mungkin dalam hati Anda bertanya, "Mengapa harus Allah yang menyelamatkan manusia berdosa? Bukankah manusia itu sendiri yang bertanggung jawab atas perbuatan dosanya?" Setelah manusia jatuh dalam dosa, Allah menetapkan master plan atau rencana akbar untuk menyelamatkan manusia (Kejadian 3:15, sekaligus menjatuhkan hukuman atas dosa yang telah diperbuat manusia (Kejadian 3:16-19. Semuanya itu dilakukan Allah atas dasar kasih-Nya yang besar atas umat manusia ciptaan-Nya - Yoh.3:16 karena pada dasarnya manusia tidak memiliki kemampuan secara pribadi untuk menyelesaikan permasalahan dosa. Karena itu, sangat tepat untuk mengatakan bahwa keselamatan atas manusia berdosa adalah prakarsa dan inisiatif Allah bukan usaha manusia.