Konsep Paulus Tentang Anak-anak Menurut Daging Vs Anak-anak Menurut Perjanjian Berdasarkan 9:1-10
Konsep Paulus tentang Anak-anak Menurut Daging vs. Anak-anak Menurut Perjanjian dalam Roma 9:1-10 ~ Salah satu konsep yang dipertimbangkan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma adalah perbedaan antara anak-anak menurut daging dan anak-anak menurut perjanjian. Dalam pasal 9 ayat 1-10 dari surat Roma, Paulus membahas tema ini dengan mendalam, menyoroti hubungan antara keturunan fisik dan keturunan rohani dalam konteks pemilihan Allah. Penelitian kita akan mengeksplorasi konsep-konsep ini serta implikasi teologisnya menurut pandangan Paulus.
Latar
Belakang Konteks
Sebelum kita memasuki analisis ayat-ayat spesifik dalam Roma 9:1-10, penting untuk memahami latar belakang historis dan teologis dari surat ini. Surat kepada jemaat di Roma ditulis oleh Paulus sebagai bagian dari usahanya untuk memberikan pengajaran dan bimbingan kepada komunitas Kristen yang ada di Roma. Paulus menyoroti banyak isu teologis penting dalam surat ini, termasuk pemahaman mengenai keselamatan, hukum, iman, dan peran Israel dalam rencana keselamatan Allah.
Ayat-ayat
Kunci dalam Roma 9:1-10
Mari kita melihat secara lebih rinci ayat-ayat kunci dalam Roma 9:1-10 yang berkaitan dengan konsep anak-anak menurut daging dan anak-anak menurut perjanjian.
Roma 9:1-3
“Karena kebenaran-Ku, aku berkata yang sebenarnya, yaitu aku tidak berdusta, hatiku bersaksi pula di dalam Roh Kudus, bahwa aku merasa dukacita yang besar dan kesedihan yang tiada berkesudahan di dalam hatiku, sebab aku sendiri ingin kutuk dibuang dari dalam Kristus bagi saudara-saudaraku, sanak saudaraku menurut daging, mereka yang ialah orang Israel.”
Dalam ayat ini, Paulus mengekspresikan dukacita yang mendalam atas kedurhakaan bangsa Israel terhadap Allah. Dia merasa sedih karena banyak dari saudara-saudara sebangsanya menolak iman dalam Yesus Kristus. Ini merupakan pengantar penting untuk pemahaman konsep anak-anak menurut perjanjian yang akan diajukan olehnya.
Roma 9:6-8
“Bukan berarti bahwa firman Allah telah gagal. Karena bukan semua orang Israel itu sebenarnya Israel, dan bukan semua anak keturunan Abraham itu sebenarnya anaknya, tetapi: “Hanya keturunan Ishak yang akan disebut keturunanmu.” Itulah, anak-anak menurut janji yang dihitung sebagai keturunan.”
Dalam ayat ini, Paulus menegaskan bahwa keturunan fisik Abraham bukanlah jaminan keselamatan, tetapi yang dihitung sebagai keturunan Allah adalah mereka yang terpilih berdasarkan janji-Nya. Ini merupakan perbedaan antara anak-anak menurut daging (keturunan fisik) dan anak-anak menurut perjanjian (keturunan rohani).
Roma 9:10
“Dan tidak hanya itu, tetapi juga ketika Rebekah mengandung anak-anak dari satu laki-laki, yakni Ishak, ayah kita.
Paulus kemudian menggunakan contoh Ishak dan Ismael sebagai ilustrasi dari pemilihan Allah berdasarkan perjanjian-Nya, bukan berdasarkan keturunan fisik semata.
Analisis
Konsep Anak-anak Menurut Daging vs. Anak-anak Menurut Perjanjian
Dari ayat-ayat di atas, kita dapat merumuskan beberapa poin penting dalam konsep anak-anak menurut daging vs. anak-anak menurut perjanjian menurut pandangan Paulus.
1. Pentingnya
Pemilihan Allah
Paulus menekankan bahwa pemilihan Allah tidak tergantung pada keturunan fisik seseorang, tetapi pada perjanjian-Nya. Meskipun seseorang bisa berasal dari keturunan Abraham secara fisik, itu tidak menjamin status anak Allah. Pemilihan Allah didasarkan pada kehendak-Nya dan janji-janji-Nya, bukan pada asal-usul fisik seseorang.
2. Kedaulatan
Allah dalam Pemilihan
Konsep anak-anak menurut perjanjian menyoroti kedaulatan dan kebijaksanaan Allah dalam pemilihan-Nya. Allah memiliki hak untuk memilih siapa yang akan menjadi bagian dari umat-Nya berdasarkan rencana dan tujuan-Nya. Ini menekankan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi anugerah Allah semata.
3. Implikasi
Teologis
Pemahaman Paulus tentang anak-anak menurut perjanjian memiliki implikasi teologis yang mendalam. Ini menegaskan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari ketaatan hukum atau asal-usul fisik, tetapi dari iman dalam Kristus. Konsep ini juga menegaskan bahwa Allah bekerja melalui sejarah dan pemilihan-Nya untuk mencapai rencana keselamatan-Nya.
Perspektif
dan Kontroversi
Tentu saja, konsep anak-anak menurut daging vs. anak-anak menurut perjanjian telah menimbulkan berbagai perspektif dan kontroversi dalam teologi Kristen. Beberapa argumen dan kontra-argumen yang mungkin timbul termasuk:
Argumen Pro
1. Kedaulatan dan Kebijaksanaan Allah: Konsep anak-anak menurut perjanjian menegaskan kedaulatan dan kebijaksanaan Allah dalam pemilihan-Nya, menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah-Nya semata.
2. Iman sebagai Landasan Keselamatan: Konsep ini menekankan bahwa iman dalam Kristus, bukan asal-usul fisik atau ketaatan hukum, yang merupakan landasan keselamatan seseorang.
Kontra-argumen
1. Keadilan Allah: Beberapa mungkin berargumen bahwa konsep anak-anak menurut perjanjian mengorbankan keadilan Allah karena tampaknya mengecualikan beberapa orang dari keselamatan berdasarkan pemilihan-Nya semata.
2. Pemahaman Keselamatan: Konsep ini juga dapat menimbulkan pertanyaan tentang pemahaman keselamatan dalam konteks Allah yang mencintai semua orang dan keinginan-Nya untuk semua orang diselamatkan.
Kesimpulan
Konsep anak-anak
menurut daging vs. anak-anak menurut perjanjian dalam Roma 9:1-10 memberikan
wawasan yang dalam tentang pemilihan Allah, kedaulatan-Nya, dan landasan
keselamatan dalam iman. Meskipun kontroversial, pemahaman ini memperkaya
pembicaraan teologis tentang hubungan antara asal-usul fisik dan rohani
seseorang dalam rencana keselamatan Allah. Penting bagi kita untuk memahami dan
merenungkan konsep ini dengan cermat dalam konteks teologi Kristen.
Post a Comment for "Konsep Paulus Tentang Anak-anak Menurut Daging Vs Anak-anak Menurut Perjanjian Berdasarkan 9:1-10"
Terima kasih sudah membaca blog ini, silahkan tinggalkan komentar Anda