Apa Yang Dibanggakan Dalam Hidup Ini ?
Apa yang dibanggakan dalam hidup ini ~ Landasan firman Tuhan untuk tema apa yang dibanggakan dalam hidup ini, diambil dari kitab Yeremia 9:23-26. Secara lengkap kebenaran firman Tuhan tersebut, saya lampirkan di bawah ini.
9:23 Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,
9:24 tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN”.
9:25 “Lihat, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku menghukum orang-orang yang telah bersunat kulit khatannya:
9:26 orang Mesir, orang Yehuda, orang Edom, bani Amon, orang Moab dan semua orang yang berpotong tepi rambutnya berkeliling, orang-orang yang diam di padang gurun, sebab segala bangsa tidak bersunat dan segenap kaum Israel tidak bersunat hatinya”.
Coba ambil waktu 1 menit untuk menjawab pertanyaan ini: “Apa yang paling saudara banggakan dalam hidup ini?” Sudah? Pasti jawabannya beragam. Ada yang menjawab: anakku, keluargaku, pekerjaanku, pelayananku....dan Tuhanku. Atau kita bisa mengatakan banyak hal tergantung pada konteks apa pertanyaan itu diletakkan.
Saudara, bangga dan kebanggaan itu tidak salah. Itu bukan pamer atau sombong. Kebanggaan itu wajar, karena itu berkaitan dengan kesehatan mental dan rohani yang harus ada disetiap orang. Bahkan itu merupakan ekpresi yang tepat buat pengucapan syukur. Bayangkan jika orang tidak ada satupun dalam hidupnya yang di syukuri dan dibanggakan, maka hidupnya akan penuh dengan masalah dan keluhan. Sekilas nampaknya rendah hati karena tidak mau membanggakan apapun, tetapi sesungguhnya (bisa jadi) ia adalah orang yang mengalami gangguan karena apa yang dilihatnya hanyalah kurang dan kurang negatif dan negatif. Jadi bangga dan membanggakan apa yang kita miliki atau capai itu perlu.. sejauh ia tidak berubah menjadi kesombongan.
Ada satu pribadi yang menarik berkait dengan topik kita soal kebanggaan, yakni nabi Yeremia. Yeremia bahkan mengangkat level kebanggaan ini sampai kepada kebahagiaan atau kepenuhan (contentmen) hidup. Tentulah Yeremia tidak hendak mengatakan bahwa senang, puas, bangga terhadap sesutu yang kita miliki itu salah; tetapi Yeremia mengajak kepada kita untuk naik ke level yang lebih tinggi yakni level bahagia. Nah, dilevel ini kita tidak berfokus kepada apa yang kita miliki (yang bisa membuat kita senang, puas dan bangga), tetapi memasuki level yang lebih tinggi yakni dimiliki (oleh TUHAN). Ini bukan karena olah kata atau buah pikir dari Yeremia sendiri, melainkan dari TUHAN.
Ya...TUHAN lah yang mengatakannya kepada Yeremia untuk disampaikan kepada bangsa Israel di pembuangan. Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN” – Yeremia 9:23-24.
Itulah kebanggaan dan itulah kebahagiaan yang dapat membuka pintu pada ragam macam tambahan kebanggaan dan kebahagiaan lainnya. Hal ini sangat sejalan dengan apa yang dikatakan oleh pemazmur : “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” – Mazmur 1:1-3. Dan juga selaras dengan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus sendiri: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” – Matius 6:33.
Firman TUHAN memberikan pengajaran bahwa jika saudara dan saya benar benar ingin mengejar kebahagiaan dan bukan sekedar kebanggaan, maka:
1. Jangan berbangga dan bermegah dengan apa yang saat ini engkau miliki. Sebab semuanya bisa dengan sangat cepat lenyap.
Hari Kamis yang lalu dunia trading forex geger ketika dalam hitungan menit tiba tiba Sunton Capital crash mengalami margin call. Semua dana investor raib tak tersisa, kecuali angka minus yang tidak masuk akal. Akibat dari scam Sunton ini, maka efek domino kepanikan terjadi dimana mana. Aplikasi trading Mark Ai ikutan raib bersama dengan semua mimpi mimpi untuk menjadi sultan karena ternak uang. Kejadian tsb menyadarkan banyak orang akan nasehat Tuhan Yesus agar waspada tipu daya kekayaan dan kekuatiran (Mat 13:22). Semua yang mudah datang...akan mudah lenyap juga.
2. Bermegah dan berbahagialah karena saudara dan saya dicintai dan dimiliki oleh TUHAN.
Ya, kebanggaan dan kebahagiaan yang sejati itu bukan diukurkan pada seberapa banyak harta yang bisa kita miliki, tetapi pada sebarapa dalam kita dimiliki oleh Tuhan. Sama seperti rasul Paulus yang berkata: “Apa yang dulu aku anggap sebagai keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi....aku telah melepaskan semuanya itu dan mengangapnya sampah”. “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” – Filipi 1:21.
3. Bemegah dan berbahagialah karena saudara dan saya (makin) mengenal dan memahami kasih setia TUHAN.
Untuk menjelaskan hal tsb, ijinkan saya menyampaikannya dalam bentuk kisah ilustrasi. Alkisah.....Ada seorang wanita bijaksana yang sedang berjalan di suatu pegunungan menemukan sebuah batu permata yang berharga. Keesokan harinya ia bertemu dengan seorang pengembara yang sedang lapar. Wanita bijak itu membuka bungkusan yang dibawanya dan berbagi makanan dengannya. Pengembara yang sedang lapar itu melihat batu permata yang dibawa wanita itu dan memintanya. Wanita itu memberikannya tanpa ragu-ragu. Sang pengembara pergi dengan gembira karena nasib baiknya. Ia tahu nilai batu permata itu cukup untuk menghidupinya seumur hidup.
Tetapi, beberapa hari kemudian ia datang untuk mengembalikan batu permatanya pada wanita bijak itu. "Saya telah berpikir,” katanya. "Saya tahu betapa berharganya batu permata ini, tetapi saya mengembalikannya dengan harapan Anda mau memberikan sesuatu yang lebih berharga lagi. Berikan pada saya apa yang ada dalam diri Anda hingga Anda bisa memberikan batu itu pada saya.”
Saudara, Sungguh kisah luar biasa. Dan hal itu bisa dilakukan dengan riang dan ringan karena dia telah menemukan harta yang jauh lebih berharha dari pada permata yang menyilaukan mata.
Post a Comment for "Apa Yang Dibanggakan Dalam Hidup Ini ?"
Terima kasih sudah membaca blog ini, silahkan tinggalkan komentar Anda