Penyebab Kelahiran Kembali Yang Keliru
Penyebab
kelahiran kembali yang keliru ~ Berikut
ini adalah beberapa contoh kasus dimana seseorang bisa mengalami kelahiran
kembali yang keliru:
Penyebab #1: Pertobatan Krisis
Biasanya terjadi pada orang yang sedang mengalami krisis
atau masalah tertentu. Contoh: Seorang yang sedang sakit parah di rumah sakit
yang dilayani oleh orang Kristen yang memberitakan Injil kepadanya dan kemudian
diakhiri dengan doa terima Yesus. Dalam kasus seperti ini, mungkin saja
kelahiran kembali benar-benar terjadi, tetapi tidak bisa dipungkiri pula bahwa
sebagian besar dari mereka mengalami kelahiran kembali yang keliru.
Ketika iman keselamatan mereka dipertanyakan, mereka akan
menjawab “Saya sudah berdoa menerima Yesus.” Atau dalam kasus lainnya, dimana
sang pasien pada akhirnya meninggal dunia, tidak jarang kita mendengar
keluarganya berkata, “Pada saat-saat akhir dalam hidupnya, ia mau percaya
kepada Yesus”.
Tanpa bermaksud mengecilkan arti dari pemberitaan Injil
dan pelayanan-pelayanan yang telah dilakukan di rumah sakit. Demikian pula,
tanpa bermaksud merusak sukacita anggota keluarga yang telah ditinggalkan oleh
mereka yang sempat berdoa menerima Yesus. Ijinkan saya mengajukan sebuah
pertanyaan: Apakah kita benar-benar yakin bahwa mereka (pasien) memiliki iman
yang benar di dalam hati mereka? Mengimani tidak sama dengan beriman. Sebab
pada dasarnya, mengimani berarti tidak percaya.
Penyebab #2:
Menerima Pelayanan Psikologis
Biasanya pelayanan-pelayanan model seperti ini membawa
kepada pemulihan. Maksudnya, pelayanan-pelayanan seperti ini telah membawa kita
kepada kehidupan yang lebih baik. Misalnya: Men’s Camp, Couple Meeting, Drug
Healing, dll. Tidak diragukan lagi bahwa pelayanan-pelayanan seperti ini telah
berjasa untuk mengubah kehidupan orang banyak. Saya beberapa kali mendengar
kesaksian dari mereka yang mengaku bahwa mereka merasa telah “dilahirkan
kembali” menjadi pribadi yang baru.
Contoh kasus yang paling sering terjadi adalah pertobatan
dari para pecandu narkoba. Mereka pasti mengalami suatu pemulihan yang luar
biasa dan kita harus berterima kasih kepada para pelayan yang telah mengabdikan
diri mereka untuk melakukan model pelayanan yang menurut pandangan saya sangat
menguras waktu, energi dan perhatian.
Tetapi kenyataan ini sama sekali tidak menjamin adanya
kelahiran kembali. Beberapa dari mereka mungkin benar-benar mengalami kelahiran
kembali sehingga hal itu memberikan pemulihan yang menyeluruh (tubuh, jiwa,
roh), namun kita harus tetap bersiap untuk menerima kenyataan bahwa sebagian
besar dari mereka hanya mengalami pemulihan secara lahiriah saja. Itupun sudah
merupakan prestasi yang luar biasa…
Penyebab #3: Merasakan Kehadiran atau
Lawatan Allah
Beberapa kasus terjadi melalui praise & worship yang
emosional, sedangkan beberapa lainnya melalui khotbah yang menyentuh hati. Saya
percaya bahwa janji Yesus yang berkata, “Sebab di mana dua atau tiga orang
berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” dapat dirasakan
oleh orang-orang yang bahkan belum percaya kepada-Nya.
Ketika Bait Allah yang didirikan oleh raja Salomo
ditahbiskan, kemuliaan Allah turun dalam bentuk awan menaungi rumah Tuhan
tersebut. Alkitab mencatat bahwa semua imam-imam yang melayani di sana tidak
tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian (2 Taw 5:13-14). Artinya, semua
imam yang hadir pada saat itu, beriman atau tidak beriman, merasakan hadirat
Tuhan yang sama. Dengan demikian, merasakan kehadiran atau lawatan Allah, sama
sekali tidak menjadikan seseorang mengalami kelahiran kembali.
Penyebab #4: Mengalami Pengalaman
Supranatural
Banyak orang Kristen yang senang terhadap hal-hal yang
bersifat spektakuler, contoh: mujizat, kesembuhan, tumbang dalam Roh, merasakan
aliran “setrum”, tertawa dalam Roh, dll. Nyatanya KKR-KKR kesembuhan Ilahi
hampir tidak pernah sepi dari “pengunjung”. Beberapa orang bahkan keranjingan
untuk mengikuti kemana saja para pengkhotbah spektakuler ini pergi.
Bukan kapasitas saya untuk menilai apalagi menghakimi
mereka yang keranjingan hal-hal supranatural seperti itu. Tetapi yang menjadi
perhatian saya adalah persepsi mereka yang salah tentang pengalaman rohani yang
dijadikan ukuran bahwa mereka sudah mengalami kelahiran kembali. Mereka
menyangka bahwa mereka berkenan kepada Allah (buktinya Allah memberikan
pengalaman rohani). Tetapi kita harus ingat bahwa bangsa Israel mengalami
banyak kali pengalaman yang bersifat supranatural, bahkan lebih dari siapapun
yang ada di dunia ini.
Kepada siapa lagi Allah pernah membelah lautan dan
menyediakan jalan bagi mereka? Belum termasuk sepuluh tulah di Mesir, manna
dari sorga, burung puyuh, air yang memancar dari batu karang, pakaian dan kasut
yang tidak rusak selama 40 tahun, tiang awan dan tiang api, dsb. Tetapi semua
itu tidak membuat bangsa Israel memiliki iman yang benar kepada Allah. Demikian
pula dengan kasus 10 orang kusta yang disembuhkan Tuhan Yesus. Berapa orang
yang kembali kepada-Nya? Hanya satu orang, itupun bukan orang Yahudi, melainkan
orang samaria yang notabene adalah orang asing bagi bangsa Yahudi (Luk
17:11-19).
Dari keterangan-keterangan Alkitab yang disebutkan di
atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pengalaman rohani yang
bersifat supranatural, sama sekali tidak dapat dijadikan patokan bahwa kelahiran
kembali sudah terjadi. Pengalaman-pengalaman rohani seperti kesembuhan dan
mujizat adalah pemberian Allah yang bersifat umum, yaitu berlaku bagi semua
orang tanpa kecuali, sebagaimana yang terjadi pada Naaman orang Siria, dan
janda dari Sarfat yang mengalami mujizat Allah.
Penyebab #5:
Hal-hal Agamawi
Banyak hal dalam kegiatan gereja yang dapat mengecoh
kita. Misalnya baptisan air atau perjamuan kudus. Selain itu, jabatan-jabatan
gerejawi (pendeta, pelayan, dll) atau gelar-gelar teologia juga tidak sedikit
telah memberikan sumbangsih terhadap jumlah kelahiran kembali yang keliru.
Belum lagi ditambah dengan kesenioritasan di dalam pelayanan yang menganggap
bahwa orang yang lebih senior pasti sudah dilahirkan kembali. Apakah hal-hal
ini dapat dijadikan sebagai ukuran bahwa mereka sudah mengalami kelahiran
kembali? Jawabannya sudah pasti, “TIDAK”.
Post a Comment for "Penyebab Kelahiran Kembali Yang Keliru"
Terima kasih sudah membaca blog ini, silahkan tinggalkan komentar Anda