Pengertian Yesus Sebagai Mesias
Pengertian Yesus sebagai mesias ~ Arti umum dari istilah Mesias atau Mashiah atau Maschiah (Ibrani) atau Christos (Yunani), ialah yang diurapi. Istilah mesias yang artinya yang diurapi ini menunjuk kepada seorang pribadi, dipakai langsung secara khas dalam Perjanjian Baru (Injil Sinoptik).
Perjanjian Lama menggunakan istilah ini secara umum, dimana istilah yang diurapi dalam Perjanjian Lama selalu memakai bentuk kata kasus genetif (akhiran).
Contoh bagi penggunaan ini ialah antara lain Yahweh Mashiah.
Perjanjian Lama pun menggunakan istilah yang diurapi ini untuk menjelaskan tentang pengurapan imam (Imamat 4:3) atau raja yang diurapi (1 Sam.24:10) dan nabi yang diurapi (1 Raj.19:16). Penyebutan yang diurapi ini memberikan indikasi bahwa ada panggilan khusus atas pribadi khusus dengan tugas yang khusus.
Dalam Perjanjian Lama juga terdapat penggunaan istilah yang diurapi yang digunakan oleh Allah untuk menjelaskan orang-orang yang dipakai-Nya, sekalipun mereka tidak diurapi dengan minyak seperti halnya imam, raja dan nabi. Nabi Yesaya dalam tulisannya pada pasal 45:1, menggunakan istilah yang Kuurapi yang dijelaskan sebagai dipakai oleh Allah untuk menyebut Koresy.
Ditemukan pula bahwa Mzm 105:15 menggunakan istilah orang-orang yang Kuurapi untuk menunjuk kepada umat Allah secara umum, termasuk nabi-nabi. Dan secara khas istilah ini dipakai dalam Habakuk 3:13, yang menunjuk kepada Israel yang disebut sebagai orang yang Kuurapi yaitu yang diurapi oleh Allah. Pada sisi lain, ada indikasi kuat bahwa Perjanjian Lama secara lebih spesifik menunjuk langsung penggunaan istilah yang diurapi yang ditujukan kepada Raja Mesias yang eskatologis.
Penggunaan seperti ini terdapat dalam Mazmur 2:2; Dan.9:26, yang menubuatkan tentang kedatangan Mesias dari keturunan Daud. Dari dasar inilah orang-orang Yahudi mulai mengembangkan konsep mesias Perjanjian Lama yang kemudian berakar dalam keyakinan mereka selanjutnya. Kesadaran mesianik ini terbukti begitu kuat di kalangan orang Israel, walaupun dalam penggunaan praktis istilah ini tidak sering dipakai oleh mereka, khususnya pada masa antara yang mengantarai era Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama menggunakan istilah ini secara umum, dimana istilah yang diurapi dalam Perjanjian Lama selalu memakai bentuk kata kasus genetif (akhiran).
Contoh bagi penggunaan ini ialah antara lain Yahweh Mashiah.
Perjanjian Lama pun menggunakan istilah yang diurapi ini untuk menjelaskan tentang pengurapan imam (Imamat 4:3) atau raja yang diurapi (1 Sam.24:10) dan nabi yang diurapi (1 Raj.19:16). Penyebutan yang diurapi ini memberikan indikasi bahwa ada panggilan khusus atas pribadi khusus dengan tugas yang khusus.
Dalam Perjanjian Lama juga terdapat penggunaan istilah yang diurapi yang digunakan oleh Allah untuk menjelaskan orang-orang yang dipakai-Nya, sekalipun mereka tidak diurapi dengan minyak seperti halnya imam, raja dan nabi. Nabi Yesaya dalam tulisannya pada pasal 45:1, menggunakan istilah yang Kuurapi yang dijelaskan sebagai dipakai oleh Allah untuk menyebut Koresy.
Ditemukan pula bahwa Mzm 105:15 menggunakan istilah orang-orang yang Kuurapi untuk menunjuk kepada umat Allah secara umum, termasuk nabi-nabi. Dan secara khas istilah ini dipakai dalam Habakuk 3:13, yang menunjuk kepada Israel yang disebut sebagai orang yang Kuurapi yaitu yang diurapi oleh Allah. Pada sisi lain, ada indikasi kuat bahwa Perjanjian Lama secara lebih spesifik menunjuk langsung penggunaan istilah yang diurapi yang ditujukan kepada Raja Mesias yang eskatologis.
Penggunaan seperti ini terdapat dalam Mazmur 2:2; Dan.9:26, yang menubuatkan tentang kedatangan Mesias dari keturunan Daud. Dari dasar inilah orang-orang Yahudi mulai mengembangkan konsep mesias Perjanjian Lama yang kemudian berakar dalam keyakinan mereka selanjutnya. Kesadaran mesianik ini terbukti begitu kuat di kalangan orang Israel, walaupun dalam penggunaan praktis istilah ini tidak sering dipakai oleh mereka, khususnya pada masa antara yang mengantarai era Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.